JAKARTA – Kementerian keuangan menganggarkan 169,7 triliun Rupiah untuk kesehatan pada 2021 mendatang. Sebanyak 60,5 triliun Rupiah dari dana tersebut digunakan untuk penyediaan vaksin dan penanganan covid-19 dengan perincian 18 triliun rupiah untuk antisipasi pengadaan vaksin covid-19 3,7 triliun Rupiah untuk vaksinasi.
Sementara 1,3 triliun Rupiah untuk membayai pembelian sarana dan prasarana laboratorium litbang dan tes usap pcr dengan perincian 1,2 triliun rupiah dikelola kementerian kesehatan dan 100 miliar Rupiah oleh badan pengawas obat dan makanan (BPOM) sebesar 100 miliar Rupiah.
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati dalam konferensi pers virtual di Jakarta, Senin 7 Desember menjelaskan bahwa dana tersebut saat ini sudah mulai dibelanjakan untuk jarum suntik dan alkohol untuk tes usap safety box atau kotak pengaman dengan total biaya sebesar 277,45 miliar Rupiah.
“Vaksin refegirator 249 unit, cold box 249 unit, alat pemantau suhu vaksin 249 unit, vaccine carrier 498 unit, dan Alat Pelindung Diri (APD) semuanya ini anggarannya telah dibelanjakan sebesar 190 miliar rupiah.” kata Menteri Keuangan Sri Mulyani.
Sri Mulyani menambahkan pengadaan vaksin direncanakan berjalan selama beberapa tahun mulai 2020, 2021 hingga 2022 sesuai dengan kebutuhan.
Sebelumnya sebanyak 1,2 juta dosis vaksin COVID-19 buatan Sinovac Biotech telah tiba di Tanah Air pada hari Minggu 6 Desember pukul 22.00 Waktu Indonesia Barat.
Vaksin tersebut datang dalam bentuk jadi di Bandara Internasional Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, menggunakan pesawat Garuda Indonesia kargo khusus, melalui rute Jakarta-Beijing-Jakarta.