JAKARTA – Kementerian Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) menyampaikan, masih ada 42 warga negara Indonesia (WNI) yang belum ditemukan dalam insiden kebakaran apartemen Wang Fuk Court, Tai Po, Hong Kong.
“Estimasi pekerja migran Indonesia terdampak: 140 orang. Korban meninggal ada sembilan orang, korban dirawat tidak ada, terkonfirmasi selamat ada 89 orang, dan 42 orang WNI belum ditemukan,” kata Menteri P2MI, Mukhtarudin, dalam keterangan pers, Selasa (2/12/2025).
Pembaruan data per 1 Desember 2025 pukul 17.00 waktu Hong Kong menunjukkan pencarian korban masih berlangsung. Mukhtarudin menegaskan seluruh korban mendapat perlindungan, tempat tinggal, layanan kesehatan, dan pendampingan maksimal.
Tim Terpadu P2MI bersama KJRI Hong Kong membuka posko pelayanan terpadu di Home Affairs Department dan Taipo Market, beroperasi pukul 11.00–16.00 HKT. Posko tersebut menyediakan bantuan pemerintah, layanan administrasi dokumen, tempat tinggal sementara bersubsidi, hingga pencarian keluarga hilang. Penanganan dilakukan bersama KJRI Hong Kong, Kedutaan Besar Filipina, dan Labour Department Hong Kong.
Mukhtarudin menambahkan, tim terpadu juga melakukan pemantauan langsung di Wang Fuk Court yang masih dipadati warga Hong Kong memberikan penghormatan terakhir. “Aparat setempat masih melakukan penyisiran lanjutan guna menemukan korban yang belum teridentifikasi,” ujarnya.
Kebakaran besar yang melanda Wang Fuk Court pada Rabu (26/11/2025) bermula dari perancah bambu sebelum menyebar ke blok apartemen lain. Seorang jurnalis AFP melaporkan terdengar suara retakan keras dari bambu yang terbakar, disusul asap tebal membubung dari empat gedung. Api terus berkobar hingga malam hari.
Hong Kong dikenal memiliki apartemen berpenduduk padat, termasuk beberapa gedung tertinggi di dunia. Kebakaran mematikan kerap terjadi di kawasan padat, terutama di lingkungan miskin.