JAKARTA- Di Indonesia, terdapat dua jenis reksadana yang sering dipilih oleh para investor, yaitu reksadana syariah dan reksadana konvensional. Meskipun keduanya adalah produk investasi yang menguntungkan, keduanya memiliki perbedaan yang signifikan dari segi prinsip dasar, jenis investasi yang dipilih, keuntungan, risiko, dan tujuan investasi.
Jika Anda tertarik untuk mulai berinvestasi, Anda bisa memilih produk reksadana syariah Makmur.id. Selain itu, Anda juga bisa memilih reksadana campuran Makmur.id yang menawarkan berbagai pilihan investasi sesuai dengan kebutuhan Anda.
Lantas, apa saja perbedaan reksadana syariah dengan reksadana konvensional? Silakan simak artikel berikut sampai selesai karena akan membahas 5 perbedaan utama antara reksadana syariah dan reksadana konvensional.
1. Prinsip Dasar Investasi
Reksadana syariah berlandaskan pada prinsip hukum Islam. Artinya, semua transaksi investasi harus terbebas dari unsur riba, gharar (ketidakpastian), dan maisir (perjudian).
Oleh karena itu, dalam reksadana syariah, manajer investasi hanya boleh memilih instrumen investasi yang sesuai dengan ketentuan syariah. Contohnya seperti saham dari perusahaan yang bergerak dalam sektor halal dan tidak terlibat dalam bisnis yang dilarang oleh Islam (misalnya, alkohol, perjudian, atau perbankan berbasis bunga).
Di sisi lain, reksadana konvensional tidak terikat oleh prinsip-prinsip syariah. Jenis reksadana ini lebih fokus pada potensi keuntungan finansial tanpa memandang aspek agama. Jadi, reksadana konvensional dapat berinvestasi di berbagai sektor dan instrumen.
2. Jenis Instrumen Investasi
Instrumen yang digunakan dalam reksadana syariah terbatas pada investasi yang sesuai dengan prinsip syariah. Ini berarti reksadana syariah hanya memilih instrumen yang tidak melanggar prinsip-prinsip syariah. Umumnya, reksadana ini berinvestasi di saham-saham perusahaan yang tidak terlibat dalam sektor yang haram, serta sukuk (surat utang syariah) yang memiliki struktur bebas bunga.
Sebaliknya, reksadana konvensional tidak memiliki batasan dalam memilih instrumen investasi. Produk ini dapat mencakup saham, obligasi, pasar uang, atau bahkan produk derivatif yang dapat memberikan potensi keuntungan tinggi. Manajer investasi bebas memilih instrumen yang dianggap paling menguntungkan tanpa mempertimbangkan ketentuan agama.
3. Keuntungan yang Diperoleh
Keuntungan dari reksadana syariah lebih fokus pada kehalalan dan keberkahan. Meskipun potensi imbal hasil yang ditawarkan mirip dengan reksadana konvensional, keuntungan dari reksadana syariah tidak hanya diukur dari sisi finansial saja. Sebab, keuntungan juga memastikan bahwa investasi yang dilakukan sesuai dengan prinsip-prinsip agama Islam.
Keuntungan dari reksadana konvensional lebih berfokus pada potensi keuntungan finansial. Karena tidak terikat pada prinsip syariah, reksadana konvensional dapat berinvestasi di sektor-sektor yang mungkin lebih menguntungkan namun tidak sesuai dengan prinsip syariah. Sebagai hasilnya, imbal hasil yang diberikan oleh reksadana konvensional seringkali lebih tinggi, meskipun risiko yang terlibat juga lebih besar.
4. Risiko Investasi
Meskipun reksadana syariah menghindari instrumen berisiko tinggi dan haram, investasi dalam instrumen ini tetap membawa risiko pasar. Saham yang dipilih untuk reksadana syariah biasanya lebih stabil dibandingkan saham perusahaan yang terlibat dalam industri berisiko tinggi, namun volatilitas pasar tetap dapat mempengaruhi nilai investasi. Selain itu, meskipun sukuk lebih aman daripada obligasi konvensional, risiko perubahan suku bunga masih tetap ada.
Reksadana konvensional biasanya membawa risiko yang lebih tinggi. Karena lebih bebas dalam memilih instrumen, reksadana konvensional dapat berinvestasi di saham-saham dengan volatilitas tinggi dan obligasi perusahaan yang lebih spekulatif. Hal ini membuat reksadana konvensional cenderung menawarkan potensi keuntungan yang lebih besar, namun dengan risiko yang juga lebih tinggi.
5. Tujuan dan Nilai Investasi
Tujuan utama dari investasi di reksadana syariah adalah untuk menghasilkan keuntungan yang halal dan berkah. Ini merupakan pilihan yang baik bagi investor yang ingin memastikan bahwa investasi mereka sejalan dengan prinsip agama. Tentu, dengan berinvestasi dalam reksadana syariah, investor dapat merasa lebih tenang karena dana mereka tidak digunakan untuk sektor atau aktivitas yang bertentangan dengan ajaran Islam.
Sedangkan, tujuan utama dari reksadana konvensional adalah untuk menghasilkan keuntungan finansial sebanyak-banyaknya. Reksadana konvensional dapat berinvestasi di berbagai sektor dan instrumen yang dianggap menguntungkan secara finansial.
Sekian pembahasan tentang perbedaan dari reksadana syariah dengan reksadana tradisional. Baik reksadana syariah maupun reksadana konvensional memiliki keunggulan masing-masing. Tentu, ini sangat bergantung pada tujuan dan prinsip yang dipegang oleh investor.
Jika Anda ingin berinvestasi reksadana syariah maupun konvensional, gunakan Makmur.id. Makmur.id menawarkan berbagai pilihan produk reksadana syariah dan reksadana campuran, yang dapat disesuaikan dengan profil risiko dan tujuan investasi Anda.
Di Makmur.id, Anda dapat memilih produk reksadana yang dikelola oleh manajer investasi profesional dengan biaya yang transparan dan proses investasi yang mudah. Maka dari itu, Makmur.id adalah tempat yang tepat untuk memulai investasi Anda sesuai dengan kebutuhan dan nilai-nilai yang Anda anut.