Kebakaran besar yang melalap beberapa gedung apartemen bertingkat tinggi di Hong Kong telah menewaskan sedikitnya 55 orang sementara lebih dari 270 orang dikabarkan masih hilang.
Tim penyelamat yang masih mencari banyak penghuni yang hilang berhasil mengevakuasi seorang pria lansia dalam kondisi masih hidup dari bangunan yang hampir hangus total dalam beberapa jam terakhir.
Sejumlah gedung di kompleks tersebut—yang dihuni populasi lansia cukup besar—masih terbakar bahkan setelah 24 jam sejak kebakaran terburuk dalam beberapa dekade terakhir di kota itu terjadi.
Kompleks apartemen tersebut sedang dalam proses renovasi dan seluruh bangunan diselimuti perancah bambu serta jaring pengaman—teknik konstruksi yang umum digunakan di Hong Kong.
Polisi telah menangkap tiga pria yang bekerja di perusahaan konstruksi atas dugaan pembunuhan karena kelalaian berat (manslaughter) terkait insiden kebakaran ini. Polisi menuduh ketiganya melakukan “kelalaian besar.”
Kebakaran dahsyat ini menghancurkan kompleks perumahan raksasa di Hong Kong, menjadikannya kemungkinan sebagai kebakaran paling mematikan sejak Perang Dunia II.
Lebih dari 20 jam setelah api pertama muncul, petugas pemadam kebakaran masih berjuang mengendalikan kobaran api di beberapa titik.
Banyak pertanyaan muncul mengenai bagaimana kebakaran sebesar ini bisa terjadi di kota pencakar langit yang dikenal memiliki standar keselamatan publik dan konstruksi yang ketat, dan bagaimana api dapat menyebar begitu cepat dari gedung ke gedung.
Ratusan warga kini kehilangan tempat tinggal di kota yang mengalami krisis perumahan parah. Banyak di antaranya telah menunggu bertahun-tahun untuk mendapatkan unit di perumahan publik ini. Sekitar 900 orang kini berada di tempat penampungan sementara.