JAKARTA – Kebiasaan membawa ponsel ke toilet terlihat sebagai rutinitas sepele namun penelitian terbaru menunjukkan bahwa bahaya ponsel di toilet semakin nyata dan berdampak pada kondisi tubuh dalam jangka panjang.
Peneliti kesehatan menegaskan bahwa risiko main ponsel di toilet meningkat signifikan ketika seseorang memperpanjang durasi duduk saat buang air besar karena distraksi dari ponsel.
Kebiasaan main ponsel di toilet kini terbukti memicu tujuh gangguan medis yang berhubungan dengan tekanan, aliran darah, saraf, dan fungsi organ panggul yang selama ini jarang diperhatikan masyarakat.
Penelitian dari pakar anatomi menunjukkan bahwa perubahan perilaku masyarakat terhadap penggunaan ponsel di toilet telah menciptakan pola baru yang berdampak langsung pada kesehatan fisik.
Mengutip laporan media The Conversation, berikut ini 7 risiko medis yang fatal dari kebiasaan bermain ponsel (HP) di toilet:
1. Wasir (Ambeien/Haemorrhoids): Gangguan Paling Umum tapi Paling Diremehkan
Riset terbaru menemukan bahwa penggunaan ponsel ketika buang air besar meningkatkan potensi munculnya wasir hingga 46% karena seseorang cenderung duduk jauh lebih lama dari yang direkomendasikan.
Wasir terjadi akibat pembuluh darah di sekitar anus membesar karena tekanan terus-menerus pada bantalan anal sehingga jaringan menjadi rentan terhadap pembengkakan.
Duduk lebih dari lima menit menciptakan tambahan tekanan gravitasi yang menekan bantalan anal dan memicu gejala seperti perdarahan, iritasi, rasa gatal, dan ketidaknyamanan.
Meski sangat umum, banyak penderita tidak menyadari bahwa mereka mengalaminya karena beberapa kasus tidak menunjukkan gejala apa pun.
Komplikasi jangka panjang mulai dari anemia akibat perdarahan hingga wasir yang terjepit atau membeku dapat menimbulkan rasa sakit yang ekstrem.
2. Robekan Anus (Anal Fissures): Cedera Kecil tetapi Nyeri Tajam
Anal fissures merupakan robekan kecil pada lapisan anus yang bisa terjadi karena duduk terlalu lama sehingga aliran darah menumpuk dan membuat jaringan menjadi lebih tegang dan rapuh.
Robekan terjadi ketika feses melewati anus yang sudah mengalami peregangan sehingga rasa sakitnya digambarkan penderita seperti “melewati pecahan kaca”.
3. Prolaps Rektum: Ketika Organ Benar-Benar Keluar dari Tubuh
Waktu duduk yang panjang dan tekanan berlebih pada perut melemahkan otot dasar panggul yang bertugas menahan posisi organ dalam.
Laporan medis mencatat seorang pria yang kerap bermain gim di toilet hingga 30 menit menemukan sekitar 14 cm bagian rektumnya keluar saat buang air besar.
Pada perempuan, tekanan kronis juga dapat memicu organ panggul lain seperti rahim ikut turun dan menonjol keluar.
Kondisi ini menyebabkan nyeri hebat dan memerlukan tindakan medis segera untuk mengembalikan rektum ke posisi semula serta operasi jika kejadian berulang.
4. Luka Tekan & Tukak Pada Kulit: Risiko Tak Terduga dari Duduk Terlalu Lama
Lansia merupakan kelompok paling rentan mengalami luka tekan karena duduk lama menghambat aliran darah ke kulit yang bersentuhan langsung dengan dudukan toilet.
Tekanan yang konstan memicu penumpukan zat beracun di jaringan sehingga kulit dapat rusak dan menimbulkan luka terbuka yang menyakitkan.
5. Hernia Hiatus: Ketika Bagian Perut Bergerak ke Rongga Dada
Duduk lama dan mengejan keras dapat menyebabkan sebagian lambung atau organ perut lainnya berpindah ke rongga dada melalui celah pada diafragma.
Risiko meningkat pada kelompok obesitas dan mereka yang berusia di atas 50 tahun sehingga gejalanya dapat berupa nyeri dada, rasa penuh di perut, hingga gangguan pencernaan berkepanjangan.
6. Neuropati Dudukan Toilet: Sensasi Kebas yang Bisa Jadi Bencana
Tekanan pada saraf kaki akibat duduk terlalu lama membuat aliran darah menurun dan memicu sensasi baal yang umumnya hilang dalam waktu singkat.
Namun sejumlah kasus ekstrem mencatat pasien yang tertidur di toilet dalam kondisi mabuk mengalami kelumpuhan sementara, gangren, hingga sepsis dan meninggal dunia.
7. Pingsan (Vasovagal Syncope): Risiko Saat Berdiri Setelah Mengejan
Mengejan keras saat buang air besar dapat memicu reaksi vagal yang menurunkan tekanan darah tiba-tiba sehingga seseorang dapat pingsan ketika berdiri dari toilet.
Gejalanya meliputi pusing, rasa melayang, dan hilang kesadaran dalam hitungan detik sehingga meningkatkan risiko cedera akibat jatuh.***
Bagaimana Cara Buang Air Besar dengan Lebih Sehat?
Para ahli menyarankan untuk membatasi waktu di toilet tidak lebih dari dua hingga tiga menit guna mengurangi tekanan pada anus, lantai panggul, dan saraf kaki.
Beberapa penelitian menilai posisi jongkok dapat mengurangi usaha mengejan, tetapi temuan lain menunjukkan bahwa posisi ini juga memiliki risiko lain pada sistem muskuloskeletal.
Asupan serat, hidrasi yang memadai, serta rutinitas buang air besar yang stabil sangat penting untuk mengurangi waktu dan tekanan saat di toilet.***