JAKARTA – Mantan Presiden AS, Joe Biden didiagnosis menderita kanker prostat agresif. Pengumuman ini disampaikan oleh kantor pribadinya pada Minggu (18/5/2025).
Setelah Biden menjalani pemeriksaan medis pada Jumat (16/5/2025) akibat gejala gangguan saluran kemih. Kanker yang dideritanya disebut telah menyebar ke tulang, menandakan kondisi yang serius namun tetap memiliki harapan untuk dikelola.
“Meskipun ini merupakan bentuk penyakit yang lebih agresif, kanker tampaknya sensitif terhadap hormon yang memungkinkan penanganan yang efektif,” demikian pernyataan resmi dari kantor Biden, seperti dikutip dari Reuters.
Saat ini, Biden bersama keluarganya tengah berdiskusi dengan tim medis untuk menentukan langkah pengobatan terbaik.
Perjalanan Kesehatan Biden di Sorotan Publik
Kesehatan Joe Biden memang bukan hal baru dalam perbincangan publik. Selama masa kepresidenannya (2021–2025), isu kesehatan Biden kerap menjadi sorotan, terutama karena usianya yang sudah lanjut.
Namun, tim medis Gedung Putih selalu menegaskan bahwa kondisi fisik dan mental Biden prima untuk menjalankan tugas sebagai presiden. Diagnosis kanker prostat ini menjadi tantangan baru yang menarik perhatian dunia, mengingat peran besar Biden dalam memimpin AS di tengah berbagai isu global.
Menariknya, pengalaman pribadi Biden dengan kanker bukanlah hal asing. Putra sulungnya, Beau Biden, meninggal dunia pada 2015 akibat kanker otak. Tragedi ini mendorong Biden untuk memimpin inisiatif Cancer Moonshot di era Presiden Barack Obama, sebuah program ambisius untuk mempercepat penelitian dan pengobatan kanker. Kini, Biden sendiri harus menghadapi penyakit yang pernah merenggut nyawa anaknya.
Kanker Prostat Agresif: Apa yang Perlu Diketahui?
Kanker prostat yang diderita Biden diklasifikasikan dengan skor Gleason 9, menunjukkan tingkat agresivitas tinggi. Skor ini, yang berkisar dari 1 hingga 10, menggambarkan seberapa jauh sel kanker berbeda dari sel normal.
Menurut laporan, kanker Biden telah menyebar ke tulang, sebuah kondisi yang disebut metastasis. Meski demikian, sifat hormon-sensitif dari kanker ini memberikan peluang untuk pengobatan yang lebih efektif, seperti terapi hormon atau kombinasi perawatan lainnya.
Dukungan dari Rival Politik
Kabar ini juga memunculkan respons tak terduga dari Presiden AS saat ini, Donald Trump, yang dikenal sering mengkritik Biden selama kampanye politik. Dalam sebuah pernyataan, Trump menyampaikan simpati dan doa untuk kesembuhan Biden.
“Meski kami sering berbeda pandangan, saya mendoakan pemulihan cepat dan sukses untuk Joe,” ujar Trump, menunjukkan sisi kemanusiaan di tengah persaingan politik.
Langkah ke Depan
Saat ini, Biden dan keluarganya tengah fokus mengevaluasi opsi pengobatan. Dengan kemajuan medis saat ini, pasien kanker prostat stadium lanjut memiliki peluang untuk menjalani terapi yang dapat memperpanjang harapan hidup dan menjaga kualitas hidup. Dunia pun menanti kabar terbaru dari mantan presiden yang pernah memimpin AS di masa-masa krusial ini.
Kisah Biden kali ini bukan hanya soal perjuangan melawan penyakit, tetapi juga cerminan ketangguhan seorang tokoh yang pernah berada di puncak kekuasaan.





