WASHINGTON, AS – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memerintahkan penempatan dua kapal selam nuklir ke wilayah strategis sebagai respons atas pernyataan provokatif dari mantan Presiden Rusia, Dmitry Medvedev.
Langkah ini diambil untuk menjaga kesiapan AS di tengah meningkatnya ketegangan geopolitik dengan Rusia, khususnya terkait konflik di Ukraina.
Dalam unggahan di platform Truth Social pada Jumat (1/8), Trump menyatakan, “Berdasarkan pernyataan yang sangat provokatif dari Mantan Presiden Rusia, Dmitry Medvedev, yang sekarang menjabat sebagai Wakil Ketua Dewan Keamanan Federasi Rusia, saya telah memerintahkan dua Kapal Selam Nuklir untuk ditempatkan di wilayah yang tepat, untuk berjaga-jaga jika pernyataan bodoh dan provokatif ini lebih dari sekadar itu.”
Ia menambahkan, “Kata-kata sangat penting, dan seringkali dapat menyebabkan konsekuensi yang tidak diinginkan, saya harap ini tidak akan menjadi salah satu contohnya.”
Pernyataan Trump ini merespons komentar Medvedev di Telegram, yang memperingatkan bahwa dukungan AS terhadap Ukraina, termasuk penyediaan senjata jarak jauh, dapat memicu konflik global. Medvedev bahkan mengancam, “Akibatnya, kota-kota Anda sendiri mungkin akan lenyap,” menambah ketegangan antara Washington dan Moskow.
Menteri Pertahanan AS, Pete Hegseth, turut mengunggah ulang pernyataan Trump di platform X, menegaskan sikap tegas pemerintah AS. Meski demikian, belum ada informasi resmi dari Pentagon mengenai status penempatan kapal selam tersebut atau konsultasi terkait perintah ini.
Eskalasi Ketegangan AS-Rusia
Langkah Trump ini muncul di tengah dinamika geopolitik yang memanas. Rusia, di bawah Presiden Vladimir Putin, telah berulang kali mengancam menggunakan senjata nuklir untuk mencegah intervensi Barat dalam perang Ukraina yang dimulai pada Februari 2022.
Baru-baru ini, Rusia juga menggelar latihan senjata nuklir taktis di dekat perbatasan dengan negara-negara NATO, seperti Polandia dan negara-negara Baltik, yang semakin memicu kekhawatiran global.
Para pejabat AS telah berulang kali memperingatkan Rusia agar menghentikan ancaman nuklir, menyebutnya sebagai tindakan sembrono yang mengganggu stabilitas dunia. Namun, pernyataan Medvedev dan respons cepat Trump menunjukkan bahwa hubungan AS-Rusia masih berada di titik kritis.
Kontekstualisasi Ancaman Nuklir
Menurut laporan, perintah Trump ini kemungkinan merupakan langkah pencegahan untuk menunjukkan kekuatan militer AS di hadapan publik global. Namun, belum jelas apakah kapal selam nuklir tersebut telah resmi dikerahkan atau hanya dalam status siaga.
Langkah ini juga mencerminkan kebijakan luar negeri Trump yang cenderung tegas, sejalan dengan pendekatannya dalam menghadapi Iran baru-baru ini, di mana ia mendorong solusi diplomatik pasca-serangan terhadap fasilitas nuklir Iran.
Reaksi Dunia dan Dampak Global
Pengerahan kapal selam nuklir ini berpotensi memperburuk hubungan AS-Rusia, yang telah berada pada titik terendah dalam beberapa dekade. Dunia kini menanti respons resmi dari Kremlin, khususnya dari Presiden Putin, yang hingga kini belum mengomentari langkah Trump.
Analis internasional memperingatkan bahwa eskalasi ini dapat memicu perlombaan senjata baru atau bahkan konflik yang lebih luas jika tidak dikelola dengan hati-hati.
Di tengah situasi ini, komunitas internasional terus mendorong dialog diplomatik untuk meredakan ketegangan. Indonesia, misalnya, pernah mengusulkan pengaturan transparan terkait kapal selam bertenaga nuklir di forum PBB pada 2022, menekankan pentingnya pengawasan untuk mencegah risiko global.




