MATARAM – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menggelar bimbingan teknis (bimtek) komunikasi risiko bencana di Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), pada Selasa (26/8/2025). Kegiatan ini bertujuan memperkuat kemampuan daerah dalam menghadapi ancaman bencana melalui komunikasi yang efektif, baik untuk edukasi masyarakat maupun respons darurat.
Sekretaris Utama BNPB, Dr. Rustian, menegaskan pentingnya komunikasi risiko sebagai elemen kunci dalam penanggulangan bencana. “Melalui komunikasi risiko yang baik, warga tidak menjadi panik atau takut ketika mereka mengetahui tinggal di kawasan rawan bencana,” ujar Rustian di Kota Mataram, Provinsi NTB, pada Selasa (26/8).
Bimtek ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan yang berlangsung hingga 29 Agustus 2025, meliputi geladi ruang (TTX) pada 27 Agustus dan geladi lapang (FTX) pada 28 Agustus.
Kegiatan ini mengusung tema “Optimalisasi Peran BNPB dalam Efektivitas Komunikasi Risiko Bencana” dan melibatkan berbagai pemangku kepentingan, termasuk aparatur pemerintah, TNI, Polri, relawan, akademisi, jurnalis, dan organisasi non-pemerintah di NTB.
Rustian menyoroti bahwa NTB memiliki beragam ancaman bencana, sehingga kolaborasi lintas sektor sangat penting untuk membangun ketangguhan masyarakat.
“Dengan bimtek bertajuk komunikasi risiko ini, kami sangat berharap pengetahuan, pengalaman praktik baik maupun informasi kebencanaan dapat membangun masyarakat Nusa Tenggara Barat yang Tangguh,” ucap Rustian.
Sementara itu, Gubernur NTB, Dr. Lalu Muhammad Iqbal, menekankan peran strategis komunikasi dalam penanggulangan bencana. Ia mengenang tantangan komunikasi saat pandemi Covid-19 pada 2020.
“Saat kita hadapi Covid-19 di tahun 2020, problem enam bulan pertama terkait dengan komunikasi. Tidak ada single channel untuk komunikasi. Masyarakat tidak tenang tapi justru panik. Komunikasi satu pintu menjadikan komunikasi lebih efektif,” ujar Gubernur NTB.
Gubernur juga mendukung inisiatif BNPB untuk membentuk forum komunikasi risiko bencana di NTB guna memperkuat koordinasi dan respons saat krisis.
Dukungan Program SIAP SIAGA Australia-Indonesia
Kegiatan ini didukung oleh Pemerintah Australia melalui Program SIAP SIAGA, sebuah kemitraan untuk memperkuat pengelolaan risiko bencana di Indonesia. Program ini tidak hanya berfokus pada tingkat nasional, tetapi juga mendukung pemerintah daerah di provinsi seperti NTB, Jawa Timur, Bali, dan Nusa Tenggara Timur.
Team Leader SIAP SIAGA, Lucy Dickinson, turut hadir dalam acara yang diikuti 50 peserta dari pemerintah daerah, unsur pentaheliks, serta jurnalis dari Kota Mataram, Kabupaten Lombok Barat, Lombok Timur, dan Lombok Utara. Kegiatan ini dirancang untuk mengoptimalkan komunikasi risiko demi menciptakan masyarakat yang lebih siap dan tangguh menghadapi bencana.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari menegaskan bahwa bimtek ini menjadi langkah konkret untuk memperkuat kolaborasi dan kapasitas daerah dalam menghadapi ancaman bencana.