JAKARTA – Kesehatan aktris dan selebriti kontroversial Nikita Mirzani yang kini ditahan di Rutan Pondok Bambu, Jakarta Timur, dikabarkan mengalami penurunan serius.
Di balik kasus hukum dugaan pemerasan terhadap Reza Gladys, kini perhatian publik beralih pada kondisi fisiknya yang semakin melemah.
Nikita mengungkapkan bahwa dirinya tengah berjuang menghadapi saraf terjepit di leher yang kian parah sejak mendekam di balik jeruji besi.
Dokter bahkan memberi peringatan keras, bahwa tanpa penanganan medis intensif, kondisi ini bisa berujung pada kelumpuhan permanen.
“Aku pernah operasi leher, ada pengapuran di tulang nomor 5, sudah pakai pen. Nah sekarang jadi makin parah,” tutur Nikita usai menjalani sidang di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Kamis, 11 September 2025.
Fasilitas Rutan Memperburuk Kondisi
Menurut penuturan Nikita, penyebab utama memburuknya kesehatan berasal dari fasilitas tidur di rutan.
Kasur yang tidak sesuai kebutuhan membuat tulang leher bergeser hingga menimbulkan benjolan, disertai rasa nyeri, sesak napas, dan pusing berkepanjangan.
“Tidur di tahanan itu kasurnya nggak sesuai sama kebutuhan aku. Jadi tulang lehernya geser, terus ada benjolan,” jelasnya.
Gangguan ini sejatinya sudah ia alami sejak masih ditahan di Polda Metro Jaya.
Namun, proses pengobatan yang sempat ia jalani terhenti setelah dipindahkan ke Rutan Pondok Bambu, karena perbedaan prosedur medis di tiap lembaga.
Dokter Sarankan Terapi Intensif
Tim medis yang memeriksa Nikita merekomendasikan fisioterapi intensif selama enam minggu, dengan frekuensi dua hingga tiga kali setiap pekan.
Jika perawatan konservatif ini tidak memberikan hasil positif, operasi menjadi pilihan terakhir yang tak bisa dihindari.
“Kemarin sempat berobat, tapi harus lanjut fisioterapi 6 minggu, seminggu 2–3 kali,” terang Nikita.
Ia juga menjelaskan betapa vitalnya saraf di leher karena berhubungan langsung dengan otak dan jantung.
“Sumsum tulang leher itu ada dua kabel, satu ke otak, satu ke jantung. Kalau makin menyempit, ya naudzubillah amit-amit, bisa fatal,” ujarnya.
Risiko Fatal: Lumpuh hingga Kehilangan Nyawa
Ancaman terbesar yang menghantui Nikita adalah risiko lumpuh total atau bahkan kematian jika saraf terus terjepit.
Ia tak menutupi rasa was-was menghadapi kondisi yang semakin berbahaya itu.
“Ya kalau makin menyempit, amit-amit ya, bisa nggak ada Nikita Mirzani lagi,” ucapnya dengan nada lirih.
Kuasa Hukum Tempuh Langkah Medis di Luar Rutan
Menanggapi situasi genting tersebut, kuasa hukum Nikita mengajukan permohonan agar kliennya dapat memperoleh izin perawatan medis di luar rutan.
Upaya ini dianggap penting untuk menyelamatkan kondisi kesehatan sang artis sekaligus menegaskan haknya atas pelayanan kesehatan yang memadai.
Publik pun kini menaruh perhatian besar pada kondisi terbaru Nikita Mirzani.
Banyak pihak berharap ia segera mendapat penanganan medis yang layak, mengingat penyakit ini berpotensi fatal bila dibiarkan tanpa penanganan serius.
Kasus hukum yang menjerat Nikita memang menyita perhatian, namun kini sorotan publik lebih banyak tertuju pada keselamatan dan kesehatan sang artis.
Masyarakat menunggu apakah otoritas terkait akan memberikan izin pengobatan yang pantas, atau justru membiarkan Nikita bertahan dengan kondisi yang membahayakan hidupnya.***