JAKARTA – Dengan gelar konstruktor yang sudah diamankan olen McLaren, fokus kini tertuju sepenuhnya pada persaingan perebutan gelar juara dunia pembalap Formula 1 2025. Enam seri balapan tersisa, dan Oscar Piastri memimpin klasemen pembalap dengan selisih 22 poin dari rekan setimnya, Lando Norris. Di sisi lain, juara dunia empat kali, Max Verstappen, juga masih menjadi ancaman serius dengan jarak 41 poin dari Norris dan 63 poin dari Piastri.
McLaren memilih untuk membiarkan kedua pembalapnya bertarung bebas, dengan satu aturan utama: saling menjaga jarak di lintasan. Meskipun strategi ini telah memicu ketegangan melalui komunikasi radio dan satu insiden kecelakaan di Grand Prix Kanada, tim asal Woking tetap konsisten dengan pendekatan mereka.
Namun, mantan prinsipal Haas, Günther Steiner, memiliki pandangan berbeda. Ia menilai McLaren harus mulai memberi dukungan penuh kepada Piastri sebagai pemimpin klasemen jika ingin menghindari potensi konflik yang lebih besar antar pembalap.
Saat tampil dalam segmen “Gas or Brake” di The Red Flags Podcast, Steiner menyatakan, “Saya akan mengatakan bahwa itu adalah gas, dan kemudian mereka akan mengambil keputusan untuk menerapkan aturan tim.” Ia menambahkan bahwa tanpa keputusan tegas, risiko perselisihan antar pembalap bisa meningkat tajam.
Steiner bahkan memberikan saran langsung kepada CEO McLaren, Zak Brown. “Apa yang akan saya lakukan adalah mendukung Oscar untuk memenangi kejuaraan,” ujarnya. Ia menilai, jika Piastri tetap tampil konsisten seperti di Singapura, maka peluang McLaren merebut gelar pembalap terbuka lebar. Namun ia memperingatkan, jika tim tetap pasif, ketegangan internal tak terhindarkan. “Karena jika tidak, para pembalap akan berselisih di antara mereka. Itu pasti terjadi,” katanya, dilansir dari Motorspot, Minggu (12/10/2025).
Sementara itu, Zak Brown menegaskan bahwa McLaren akan tetap netral dan tidak menerapkan team order, meski kompetisi semakin ketat. Dalam wawancaranya bersama Bloomberg, Brown menyatakan, “Kami ingin kedua pembalap kami, dan Max, bertarung untuk kejuaraan. Kami ingin memberi mereka kesempatan dan peralatan yang sama. Semoga yang terbaik yang menang.”
Brown juga menyadari bahwa faktor-faktor tak terduga seperti masalah mekanis dan insiden safety car bisa memengaruhi hasil. Namun, ia tetap berharap kedua pembalap McLaren akan memperebutkan gelar hingga seri penutup di Abu Dhabi.
Dengan tensi kian memanas dan Verstappen terus mengintai, keputusan McLaren untuk tetap netral akan diuji dalam enam balapan terakhir. Apakah strategi ini akan membawa hasil maksimal, atau justru memicu konflik internal, akan menjadi salah satu drama terbesar penutup musim F1 2025.




