JAKARTA – Ketua Dewan Ekonomi Nasional, Luhut Binsar Pandjaitan, menyampaikan optimisme terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia yang ditargetkan mencapai 8% pada 2028-2029 di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.
Meski dunia menghadapi ketidakpastian geopolitik dan perlambatan ekonomi global, Indonesia dinilai mampu menavigasi tantangan tersebut.
“Saya optimis dengan pertumbuhan 8%. Kita punya pengalaman di 1986, saat deregulasi mendorong pertumbuhan 7,8-8%. Kalau kita bersatu padu, ini sangat doable,” ujar Luhut dalam acara Acara 1 tahun Prabowo Gibran Piala Adhikarya Garuda TV, Senin (20/10/2025).
Luhut menyoroti dua mesin penggerak ekonomi, yaitu transformasi digital melalui government technology dan deregulasi. Ia mencontohkan keberhasilan Vietnam yang mencatat pertumbuhan 8,22% berkat strategi serupa. “Kita sedang uji coba government technology di Banyuwangi. Evaluasi dilakukan untuk menentukan apakah model ini akan diperluas ke kabupaten atau provinsi lain sebelum diterapkan nasional pada 2026,” jelasnya.
Keberhasilan digitalisasi, menurut Luhut, juga terlihat dari penghematan anggaran hingga 40% melalui sistem seperti e-katalog dan Simbara. “Digitalisasi mengurangi korupsi karena semua transparan. Ini yang membuat World Bank dan tim Harvard kagum dengan apa yang kita buat,” tambahnya.
Luhut juga menekankan posisi strategis Indonesia di kancah global. Pidato Presiden Prabowo di PBB mendapat pujian dari Sekretaris Komersial AS, Gina Raimondo, yang disebutnya sebagai sinyal kuat apresiasi dunia terhadap Indonesia.
“Posisi kita sangat balance, baik dengan AS, Eropa, maupun Tiongkok. Ini membuat Indonesia mampu bernavigasi di tengah fragmentasi global,” ungkapnya.