JAKARTA – Menpora Erick Thohir menegaskan pentingnya komunikasi antara Komite Olimpiade Indonesia (KOI)/NOC Indonesia dan Komite Olimpiade Internasional (IOC) demi solusi konkret.
Ia menyebut dialog sebagai jalan terbaik agar Indonesia memahami keputusan IOC secara menyeluruh dan objektif.
Menurut Erick, dua poin penting perlu dikaji, termasuk penghentian diskusi soal tuan rumah Olimpiade mendatang.
Selain itu, IOC juga meminta federasi dunia tak menunjuk Indonesia sebelum ada jaminan nondiskriminasi global.
“Perlu dipahami kalau poin tersebut ada kata merekomendasikan, bukan menghentikan,” ucap Menpora, Jumat (24/10/2025).
Erick menilai ruang diplomasi masih terbuka lebar sehingga Indonesia tetap bisa memperjuangkan posisinya di IOC.
Ia menegaskan banyak contoh negara berhasil mengubah keputusan IOC lewat komunikasi intensif dan transparan.
Karena itu, ia mendukung penuh langkah NOC Indonesia mencari solusi terbaik tanpa konfrontasi dengan IOC.
“Ini masih dalam ranah pembicaraan, bukan keputusan final,” ujar Erick yang juga Ketua Umum PSSI tersebut.
Ketua Umum NOC, Raja Sapta Oktohari, menuturkan pihaknya telah meminta jadwal pertemuan langsung dengan IOC.
“Sejak jauh-jauh hari kami sudah meminta waktu untuk bertemu IOC,” ujarnya saat dimintai tanggapan media.
Pertemuan dijadwalkan 28 Oktober 2025 untuk membahas keputusan terbaru IOC secara langsung dan menyeluruh.
“Banyak hal yang akan kami diskusikan bersama IOC,” ucapnya menegaskan niat membangun komunikasi konstruktif.
Langkah ini diambil usai IOC bereaksi atas pembatalan visa atlet Israel di Kejuaraan Dunia Senam Artistik.
Rekomendasi IOC bisa dicabut jika Indonesia menjamin semua atlet, termasuk Israel, dapat bertanding tanpa hambatan.***