JAKARTA – Jaksa Paris, Laure Beccuau mengungkapkan bahwa perampokan spektakuler di Museum Louvre bulan lalu dilakukan oleh pelaku lokal dan bukan merupakan bagian dari jaringan kejahatan terorganisasi internasional. Pernyataan ini disampaikan saat penyelidikan atas pencurian perhiasan senilai EUR88 juta (sekitar USD94 juta) masih terus berlangsung.
Dalam wawancara dengan radio Franceinfo, Minggu (3/11/2025), Beccuau mengatakan bahwa para tersangka yang telah didakwa sejauh ini adalah warga Seine-Saint-Denis, kawasan pinggiran di utara Paris.
“Ini bukan kenakalan biasa, tetapi merupakan jenis kenakalan yang umumnya tidak kita kaitkan dengan kejahatan terorganisir tingkat atas,” ujarnya, dilansir dari Anadolu, Selasa (4/11/2025).
Perampokan tersebut terjadi dua minggu lalu, ketika sekelompok pencuri menggunakan truk curian yang diparkir di luar Museum Louvre. Mereka memanfaatkan lift furnitur untuk mencapai lantai pertama dan membobol salah satu ruangan termewah di museum tersebut.
Dalam waktu singkat, para pelaku melarikan diri dengan skuter sambil membawa sejumlah perhiasan bersejarah, termasuk kalung zamrud dan berlian pemberian Napoleon I kepada istrinya Marie Louise, serta diadem milik Permaisuri Eugenie, istri Napoleon III.
Jaksa Beccuau mengonfirmasi bahwa setidaknya satu orang pelaku masih buron, sementara empat orang lainnya telah didakwa. Di antara mereka, seorang pria berusia 37 tahun dan seorang wanita berusia 38 tahun disebutkan memiliki DNA yang ditemukan di lift yang digunakan dalam aksi perampokan tersebut.
Pria tersebut dijerat dengan dakwaan pencurian terorganisasi dan konspirasi kriminal, sedangkan wanita itu didakwa terlibat dalam pencurian terorganisasi. Jaksa menggambarkan keduanya sebagai pasangan dengan anak-anak yang “menyangkal keterlibatan apa pun.”
Wanita itu sempat dihadirkan di pengadilan Paris pada Sabtu (2/11) dan menyatakan kekhawatirannya terhadap keselamatan keluarganya.
Sementara itu, dua pria lainnya—masing-masing berusia 34 dan 39 tahun—ditangkap lebih dulu dan didakwa atas pencurian dan konspirasi kriminal. Keduanya diketahui memiliki catatan pidana serupa sebelumnya dan telah “mengakui sebagian” keterlibatan mereka, menurut jaksa penuntut.
Tiga orang lain yang sempat diamankan bersama pasangan tersebut pada 29 Oktober akhirnya dibebaskan tanpa dakwaan.
Beccuau menambahkan, penyidik masih berupaya melacak keberadaan permata yang hilang.
“Kami sedang memeriksa semua kemungkinan di pasar paralel untuk menjual perhiasan ini,” ujarnya.
“Ini bisa digunakan untuk pencucian uang atau perdagangan; semua petunjuk sedang diselidiki,” tambahnya.





