CILEGON — Presiden Prabowo Subianto menyoroti semangat dan kedisiplinan luar biasa bangsa Korea Selatan yang menurutnya menjadi kunci keberhasilan mereka dalam membangun negara maju dari reruntuhan perang.
Dalam peresmian pabrik LOTTE Chemical Indonesia (LCI) di Cilegon, Banten, Kamis (6/11), Prabowo menyampaikan kekagumannya terhadap etos kerja dan budaya kerja keras rakyat Korea.
“Saya kagum dengan bangsa Korea, budaya mereka, kerja keras mereka. Mereka bangsa yang mampu mendirikan negara modern dari kancah peperangan,” ujarnya.
Kekaguman itu membawanya kembali ke masa bertugas di Komando Pasukan Khusus (Kopassus), ketika ia mendapat pelatihan langsung dari instruktur asal Korea Selatan.
Pengalaman tersebut, menurut Prabowo, menanamkan nilai disiplin dan keteguhan mental yang membekas seumur hidup.
“Waktu saya di tentara, saya dibantu pelatih-pelatih dari Korea. Mereka sangat keras. Saya ingat pelatih judo Korea yang melatih tim saya di Kopassus,” kata Prabowo mengenang.
Ia lalu menceritakan bagaimana pelatih tersebut menolak libur bahkan saat hari besar keagamaan, menunjukkan arti komitmen yang sesungguhnya dalam latihan militer.
“Menjelang Natal, saya minta anggota diliburkan. Dia bilang, ‘Tidak bisa, Jenderal. Kita nanti (tetap) ke gereja untuk misa, setelah itu latihan.’ ”
“Begitu juga saat Lebaran, ‘yang wajib itu sembahyang jam 7 pagi, sesudah itu latihan’,” tutur Prabowo menirukan dialog itu.
Pelatih asal Korea yang disebutnya profesor itu juga memberikan prinsip yang hingga kini masih ia pegang sebagai pedoman hidup dan kepemimpinan.
“Dia tanya, ‘Jenderal, mau tim jenderal juara atau tidak?’ Kalau mau juara, tidak ada jalan lain. Rumusnya tiga: nomor satu latihan, nomor dua latihan, nomor tiga latihan,’” kenang Prabowo.
Nilai kedisiplinan inilah yang menurutnya membuat Korea Selatan tumbuh menjadi bangsa tangguh dan sulit dikalahkan, baik dalam persaingan ekonomi maupun diplomasi internasional.
Dalam kesempatan yang sama, Prabowo juga menyinggung sosok legendaris Presiden Park Chung-hee, tokoh yang dikenal sebagai arsitek industrialisasi Korea Selatan.
“Saya kagum karena dia orang bersih, tidak korup. Saya ingin menjadi seperti itu, memimpin pemerintahan yang tidak korup,” ucap Prabowo tegas.
Bagi Prabowo, keteguhan, kedisiplinan, dan kejujuran adalah fondasi moral yang harus menjadi pedoman bagi setiap pemimpin yang ingin membawa bangsanya menuju kemajuan.***





