JAKARTA – Isak tangis Wijiati, adik kandung aktivis buruh Marsinah, pecah saat menerima gelar Pahlawan Nasional untuk kakaknya dari Presiden Prabowo Subianto di Istana Negara, Senin. Momen emosional ini menandai pengakuan negara atas perjuangan Marsinah yang gugur dalam membela hak pekerja.
Wijiati, didampingi kakak Marsinah, Marsini, bertindak sebagai ahli waris resmi. Usai upacara, Wijiati yang masih terbawa haru berulang kali mencium foto almarhum kakaknya. Aksi serupa terulang saat ia memberikan keterangan pers dan meninggalkan kawasan Istana Negara, menunjukkan ikatan mendalam keluarga dengan sosok pejuang buruh asal Jawa Timur itu.
Sementara itu, Marsini menekankan pentingnya melanjutkan warisan Marsinah bagi generasi muda. Ia juga meminta dukungan doa untuk sang adik. “Saya mohon mulai sekarang, teman-teman tetaplah berjuang,” kata Marsini.
Presiden Prabowo menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional kepada 10 tokoh nasional berdasarkan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 116/TK/Tahun 2025. Dalam sambutannya, Prabowo mengajak mengheningkan cipta untuk mengenang pengorbanan para pahlawan.
“Marilah kita sejenak mengenang arwah dan jasa-jasa para pahlawan yang telah berkorban untuk kemerdekaan, kedaulatan, dan kehormatan bangsa Indonesia yang telah memberi segala-galanya agar kita bisa hidup merdeka dan kita bisa hidup dalam alam yang sejahtera,” tutur Prabowo saat memimpin mengheningkan cipta.
Prabowo secara simbolis menyerahkan gelar kepada ahli waris.
Daftar Lengkap Penerima Gelar Pahlawan Nasional 2025:
- Almarhum K.H. Abdurrahman Wahid (Bidang Perjuangan Politik dan Pendidikan Islam)
- Almarhum Jenderal Besar TNI H. M. Soeharto (Bidang Perjuangan Bersenjata dan Politik)
- Almarhumah Marsinah (Bidang Perjuangan Sosial dan Kemanusiaan)
- Almarhum Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja (Bidang Perjuangan Hukum dan Politik)
- Almarhumah Hajjah Rahmah El Yunusiyyah (Bidang Perjuangan Pendidikan Islam)
- Almarhum Jenderal TNI (Purn) Sarwo Edhie Wibowo (Bidang Perjuangan Bersenjata)
- Almarhum Sultan Muhammad Salahuddin (Bidang Perjuangan Pendidikan dan Diplomasi)
- Almarhum Syaikhona Muhammad Kholil (Bidang Perjuangan Pendidikan Islam)
- Almarhum Tuan Rondahaim Saragih (Bidang Perjuangan Bersenjata)
- Almarhum Zainal Abidin Syah (Bidang Perjuangan Politik dan Diplomasi)
Pengakuan ini tidak hanya menghormati jasa historis, tapi juga menginspirasi perjuangan hak buruh dan keadilan sosial di era modern.
Gelar Pahlawan Nasional Marsinah menjadi sorotan utama, mengingat kasus pembunuhannya pada 1993 yang hingga kini menyisakan misteri dan tuntutan keadilan.




