JAKARTA – Amerika Serikat (AS) kembali mendesak diberlakukannya gencatan kemanusiaan secepat mungkin di Sudan, menyusul meningkatnya jumlah korban sipil yang kini mencapai level bencana kemanusiaan.
Seruan tersebut disampaikan langsung oleh Massad Boulos, penasihat senior AS untuk Urusan Arab dan Afrika, melalui platform media sosial X, Kamis (13/11/2025), sebagaimana dilaporkan Anadolu Agency.
Boulos menegaskan bahwa jutaan warga Sudan saat ini menghadapi kekurangan akut pangan, air bersih, dan layanan medis dasar di tengah konflik yang tak kunjung reda antara pihak militer dan pasukan paramiliter.
“Amerika Serikat mendesak pihak-pihak yang terlibat konflik di Sudan untuk segera menyetujui. Bahkan, melaksanakan gencatan kemanusiaan yang diusulkan,” tulis Boulos di platform X.
Ia juga menyerukan agar Angkatan Bersenjata Sudan (SAF) dan Pasukan Dukungan Cepat (RSF) menunjukkan komitmen nyata terhadap penghentian pertempuran tanpa embel-embel kepentingan politik atau strategi militer yang dapat memperburuk penderitaan warga sipil.
AS menilai penghentian konflik menjadi langkah penting untuk membuka akses penuh bagi bantuan kemanusiaan dan menjadi fondasi menuju dialog perdamaian yang berkelanjutan di Sudan.
PBB turut memperingatkan bahwa kondisi kemanusiaan di Sudan kian memburuk, dengan kelompok-kelompok bantuan yang kesulitan menjangkau daerah terdampak akibat blokade dan pertempuran.
Sejak bentrokan pecah pada April 2023, benturan antara SAF dan RSF telah menewaskan lebih dari 40.000 orang dan memaksa sekitar 12 juta penduduk mengungsi ke wilayah yang lebih aman, menurut laporan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Washington menegaskan pentingnya dukungan global untuk menekan pihak-pihak yang bertikai agar menghentikan serangan terhadap warga sipil dan segera menempuh jalur diplomasi demi mengakhiri krisis kemanusiaan terbesar dalam sejarah modern Sudan.***




