JAKARTA — Optimisme baru menyelimuti dunia penerbangan nasional setelah Chief Operating Officer (COO) Danantara Indonesia sekaligus Kepala BP BUMN, Dony Oskaria menyatakan keyakinannya bahwa Garuda Indonesia akan mencetak laba pada kuartal III-2026, berkat suntikan dana segar dari PT Danantara Asset Management (Persero) atau DAM.
Dalam konferensi pers di Garuda Sentra Operasi (GSO) Tangerang, Kamis (13/11/2025), Dony menegaskan bahwa penyertaan modal sebesar Rp23,67 triliun itu bukan sekadar bantuan keuangan, tetapi bagian dari strategi besar transformasi Garuda Indonesia.
“Suntikan ini adalah proses transformasi, saya tidak hanya melihat sebagai suntikan, karena kalau suntikan itu seolah kita hanya memberikan dana kemudian lupa.”
“Tapi ini komitmen kami, kita ingin melakukan transformasi terhadap Garuda Indonesia, karena transformasi itu tentu membutuhkan waktu, tentu kita harapkan tahun depan sudah terlihat,” ujar Dony.
Menurut Dony, tahapan pertama dari program transformasi tersebut dimulai dengan perbaikan menyeluruh terhadap armada pesawat yang sempat tidak beroperasi optimal akibat kendala teknis dan finansial.
“Dimulai dari kita sekarang melakukan perbaikan daripada pesawat-pesawat kita yang crowded, yang tadinya banyak sekali yang crowded. Nah ini sudah mulai kita lakukan, semua sudah masuk ke bengkel untuk diperbaiki,” ujarnya.
Dana senilai Rp8,7 triliun atau sekitar 37 persen dari total investasi dialokasikan untuk pemeliharaan dan perawatan pesawat, sementara Rp14,9 triliun lainnya diarahkan untuk menopang operasional Citilink, termasuk pelunasan kewajiban bahan bakar kepada Pertamina periode 2019–2021.
Dony menambahkan, hasil dari proses perbaikan dan restrukturisasi ini diharapkan mulai terasa pada pertengahan 2026, ketika laporan keuangan Garuda Indonesia berbalik positif setelah mencatat rugi bersih pada kuartal III-2025.
“Sehingga, nanti tentu akan menjadi alat produksi kembali, dan kita harapkan nanti di kuartal ketiga (2026) itu kita sudah melihat hasil buku Garuda sudah menjadi baik dan positif. Ini yang secara finansial,” ujarnya.
Hingga kuartal II-2025, Garuda Indonesia masih melaporkan pendapatan usaha sebesar 2,39 miliar dolar AS, menurun dari 2,56 miliar dolar AS di periode yang sama tahun sebelumnya. Sementara kerugian tercatat sebesar 182,54 juta dolar AS atau sekitar Rp3,04 triliun.
Dengan dukungan dana jumbo dan strategi restrukturisasi yang lebih terarah, Danantara berharap Garuda Indonesia bisa kembali menjadi maskapai kebanggaan nasional yang sehat secara finansial dan kompetitif di pasar internasional.***




