JAKARTA – Dunia hiburan Hollywood kembali digemparkan dengan langkah berano Sony Pictures yang resmi mengakuisisi hak layar untuk merek bonek asal China, Labubu. Studio raksasa ini berencana mengembangkan film panjang berdasarkan boneka bergigi bertaring yang telah menjadi fenomena budaya pop global sepanjang tahun ini, dengan potensi memperluasnya menjadi waralaba besar.
Dilansir dari laman Variety, Sabtu (15/11/2025), proyek ini masih berada di tahap awal yang sangat dini, tanpa keterlibatan talenta aktor, sutradara, maupun produser. Pihak Sony Pictures enggan memberikan komentar resmi atas akuisisi tersebut.
Meski pertama kali meluncur pada 2015, Labubu – produk dari perusahaan mainan China, Pop Mart – baru meledak popularitasnya dalam beberapa bulan terakhir. Awalnya digemari kalangan penggemar niche, boneka koleksi ini kini memicu kegilaan “harus punya” di arus utama. Dijual dalam format “blind-box” di mana isi kotak tetap misteri hingga dibuka, strategi ini menciptakan pasar sekunder yang ganas, sering kali dengan harga melonjak hingga berkali-kali lipat.
Ledakan popularitas Labubu tak lepas dari dukungan selebriti, terutama di dunia K-pop. “Labubu is my baby,” ungkap Lisa dari Blackpink dalam wawancara dengan Teen Vogue awal tahun ini.
Bahkan di arena olahraga, bintang NBA Dillon Brooks tertangkap kamera mengenakan Labubu di rantai kalung saat tiba di pertandingan playoff Mei lalu. “I like the Labubus. I got like four of them,” katanya dalam wawancara Oktober. “I like the trend. It’s cool and… Um… It’s cute.”
Pengembangan film fitur biasanya memakan waktu bertahun-tahun, sehingga akuisisi hak ini menjadi taruhan Sony pada ketahanan tren Labubu untuk tetap relevan dan menarik penonton bioskop di masa depan.




