Gangguan besar pada penyedia infrastruktur internet Cloudflare pada Selasa pagi menyebabkan akses ke berbagai situs web dan layanan digital utama terganggu di seluruh dunia. Platform seperti X (Twitter), ChatGPT milik OpenAI, hingga layanan gim online dilaporkan mengalami error dan tidak dapat diakses.
Cloudflare, perusahaan berbasis San Francisco, mengonfirmasi masalah ini pada pukul 11:48 UTC, menyatakan tengah menyelidiki gangguan yang “berpotensi berdampak pada sejumlah pelanggan.”
Peristiwa ini kembali menyoroti betapa besarnya ketergantungan internet global pada penyedia infrastruktur terpusat. Ribuan situs yang menggunakan layanan Cloudflare mengalami downtime serentak, membuat pengguna di berbagai negara hanya melihat pesan “internal server error” dari jaringan Cloudflare. Gangguan meluas dalam bentuk error 500 yang memengaruhi dasbor internal dan API perusahaan.
Dampak Global: Media Sosial hingga Layanan Gim Ikut Terhenti
Menurut DownDetector, lebih dari 10.000 laporan gangguan masuk dalam hitungan menit. Dari jumlah tersebut,
-
61% terkait masalah aplikasi seluler,
-
28% terkait akses situs web,
-
11% terkait kegagalan koneksi server.
Gangguan memengaruhi pengguna di Amerika Serikat, Inggris, hingga India, dengan lonjakan mulai terdeteksi pukul 6:08 pagi ET.
Tak hanya media sosial, berbagai layanan populer seperti League of Legends, Spotify, Letterboxd, hingga platform Truth Social milik Donald Trump juga ikut terdampak. Ironisnya, DownDetector—yang menjadi acuan utama untuk memantau gangguan layanan—juga kesulitan beroperasi karena ketergantungannya pada infrastruktur Cloudflare.
Ketergantungan Internet yang Mengkhawatirkan
Cloudflare menangani rata-rata 78 juta permintaan HTTP per detik, serta menyediakan perlindungan siber penting bagi jutaan situs. Ketika terjadi gangguan, efeknya langsung terasa secara massal.
Pada pukul 12:03 UTC, Cloudflare menyebut sedang terus menganalisis sumber masalah dan memitigasi dampaknya. Sejumlah laporan menunjukkan pemulihan mulai terjadi beberapa jam kemudian, meski sebagian pengguna masih melihat peningkatan tingkat error.
Insiden ini terjadi tidak lama setelah pemadaman besar Amazon Web Services (AWS) bulan lalu, yang juga menimbulkan efek domino ke ribuan layanan. Dua kejadian ini kembali memicu kekhawatiran mengenai risiko single point of failure dalam infrastruktur internet global, di mana gangguan pada satu provider dapat melumpuhkan berbagai platform yang tampaknya tidak saling terkait.