Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi, menggelar rapat koordinasi kesiapsiagaan penanggulangan bencana bersama seluruh pemangku kepentingan di Jawa Tengah. Langkah ini dilakukan karena wilayah Jawa Tengah telah memasuki puncak musim hujan yang diprediksi berlangsung pada Desember 2025 hingga Februari 2026.
Dalam pertemuan yang dihadiri perwakilan BNPB, para bupati dan wali kota, TNI–Polri, serta unsur terkait lainnya, Ahmad Luthfi menegaskan bahwa penanganan bencana tidak boleh menunggu instruksi dari pemerintah provinsi. Ia meminta seluruh kepala daerah turun langsung memimpin penanganan apabila bencana terjadi di wilayah masing-masing.
Menurutnya, para kepala daerah harus menjadi garda terdepan karena mereka adalah pihak yang memegang kunci percepatan penanganan, terutama menjelang puncak musim hujan yang berpotensi meningkatkan risiko bencana.
Pada kesempatan yang sama, Deputi Bidang Sistem dan Strategi BNPB, Raditya Jati, mengapresiasi langkah cepat Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Ia menilai koordinasi lintas sektor dapat membuat penanganan bencana lebih komprehensif saat kejadian berlangsung.
Berdasarkan data BPBD Jawa Tengah periode Januari hingga November 2025, tercatat 2.704 kejadian bencana. Jenis bencana yang paling dominan adalah longsor dan banjir. Dengan meningkatnya potensi bencana pada musim hujan, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah kembali menegaskan pentingnya kesiapsiagaan daerah serta kolaborasi seluruh unsur, agar penanganan berlangsung cepat dan tepat demi keselamatan masyarakat.
Caption | Admin: Farraa