JATENG – Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) melakukan kunjungan silaturahmi ke Pondok Pesantren Lembaga Pembinaan, Pendidikan dan Pengembangan Ilmu Al-Qur’an (LP3iA) Narukan, Rembang, yang diasuh KH. Ahmad Bahauddin Nursalim atau Gus Baha, pada Kamis (20/11/2025).
Kunjungan yang dipimpin langsung Kepala BNPT Brigjen Pol. Eddy Hartono ini bertujuan memperkuat sinergi antara negara dengan ulama dan lembaga pendidikan Islam dalam merawat nilai-nilai kebangsaan, toleransi, serta mencegah penyebaran paham radikal dan terorisme.
“Kami menyampaikan penghargaan setinggi-tingginya atas penerimaan keluarga besar pesantren serta peran strategis pesantren dalam menjaga nilai kebangsaan, toleransi, dan perdamaian,” ujar Eddy Hartono di hadapan pengasuh dan santri.
Menurutnya, pesantren selama ini menjadi benteng terdepan penyebaran Islam moderat (wasathiyah) di tengah gempuran tantangan global dan perubahan sosial yang sangat cepat.
Gus Umam: Pesantren Siap Jadi Penjaga Harmoni dan Keutuhan NKRI
Mewakili keluarga pesantren, KH. Zaimul Umam Nursalim (Gus Umam) – adik kandung Gus Baha – menyambut baik kunjungan BNPT. Ia menegaskan komitmen pesantren mengajarkan Islam rahmatan lil alamin yang damai dan cinta tanah air.
“Silaturahmi dari BNPT sangat berarti bagi kami. Pesantren adalah rumah akhlak dan kedamaian. Kami siap bersinergi menjaga keutuhan bangsa dalam bingkai NKRI, Pancasila, dan Bhinneka Tunggal Ika,” tegas Gus Umam.
Gus Baha: Pejabat Negara Jangan Abaikan Etika Sosial
Dalam kesempatan tersebut, Gus Baha menyampaikan pesan tajam kepada para penyelenggara negara. Menurutnya, pembangunan nasional tidak boleh hanya terfokus pada infrastruktur fisik dan pertumbuhan ekonomi semata.
“Yang paling penting adalah etika sosial menjadi fondasi pembangunan. Jangan sampai infrastruktur megah tapi hubungan sosial rusak, adab hilang, dan kepercayaan publik lenyap,” ungkap Gus Baha.
Ia juga mengutip pemikiran Ibnu Khaldun bahwa kemajuan peradaban sebuah bangsa tidak hanya diukur dari kekuatan ekonomi atau teknologi, melainkan dari tingginya adab, tatakrama, dan etika dalam interaksi sosial.
“Alhamdulillah, Indonesia berhasil menyatukan ratusan suku dan kerajaan menjadi negara demokrasi yang utuh. Itu bukti peradaban kita sudah maju. Tinggal sekarang dijaga dengan etika dan akhlak mulia,” tambahnya.
Selain dialog, rombongan BNPT juga berkeliling melihat fasilitas pesantren dan berinteraksi langsung dengan ratusan santri yang tengah menimba ilmu.
Kunjungan ini menjadi bukti nyata komitmen pemerintah melalui BNPT untuk terus merangkul ulama dan pesantren sebagai mitra strategis dalam menangkal radikalisme serta memperkuat ideologi Pancasila di kalangan generasi muda.