BERLIN, JERMAN – Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Muhammad Ali meninjau langsung berbagai teknologi simulasi dan sistem senjata mutakhir milik Angkatan Laut Jerman (Deutsche Marine) dalam kunjungan kerjanya di Berlin.
Sejumlah demonstrasi teknologi dipertunjukkan, mulai dari simulator kapal selam hingga kendaraan bawah air otonom (Autonomous Underwater Vehicle/AUV) generasi terbaru.
Kepala Dinas Penerangan Angkatan Laut (Kadispenal) Laksamana Pertama TNI Tunggul menjelaskan bahwa rangkaian demonstrasi tersebut memperlihatkan kemampuan Jerman dalam pengembangan simulasi tempur bawah air.
“KSAL menyaksikan langsung Submarine Control Simulation dan Submarine Command Team Training yang digunakan untuk melatih pengawak kapal selam menghadapi berbagai skenario pelayaran dan pertempuran,” ujarnya.
Selain simulator kapal selam, KSAL juga meninjau Action Speed Tactical Trainer, sebuah perangkat pelatihan yang ditujukan untuk meningkatkan kemampuan perwira dalam mengambil keputusan cepat di tengah dinamika peperangan laut. “Perangkat ini membantu meningkatkan kesiapan perwira peperangan dalam menghadapi situasi kritis di medan tempur,” kata Tunggul.
Di Navy Demo Room, KSAL diperlihatkan inovasi simulator konsep operasi AUV. Teknologi ini memungkinkan prajurit mempelajari taktik penggunaan kendaraan bawah air tanpa awak secara lebih realistis.
“Simulator AUV ini memberi gambaran jelas tentang bagaimana operasi bawah air tanpa awak dapat dilakukan secara aman dan efisien,” jelas Tunggul.
Puncak demonstrasi darat adalah presentasi meriam naval terbaru Seasnake 30 mm, sistem senjata jarak dekat berkemampuan tembak cepat dan akurasi tinggi untuk pertahanan kapal permukaan.
Kunjungan berlanjut dengan demonstrasi laut AUV Greyshark, kendaraan bawah air otonom buatan industri pertahanan Jerman. AUV tersebut mampu beroperasi dalam durasi panjang untuk misi pengintaian, pemetaan dasar laut, hingga deteksi ranjau.
KSAL menyaksikan langsung kemampuan Greyshark beroperasi tanpa risiko bagi keselamatan awak manusia.
Kunjungan kerja KSAL ke Jerman ini merupakan bagian dari upaya TNI AL memperluas wawasan teknologi maritim sekaligus memperkuat kerja sama pertahanan dengan Deutsche Marine.
Pengalaman meninjau berbagai simulator dan platform otonom tersebut diharapkan menjadi bahan evaluasi pengembangan kemampuan kapal selam dan teknologi tanpa awak TNI AL ke depan.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada keterangan resmi mengenai rencana pengadaan atau transfer teknologi dari sistem-sistem yang diperagakan.
Namun, kunjungan ini menegaskan komitmen TNI AL untuk terus memodernisasi alutsista dalam menjaga kedaulatan maritim Indonesia di tengah dinamika keamanan kawasan yang semakin kompleks.