JAKARTA – Gelombang banjir besar kembali melanda sejumlah wilayah di Aceh setelah hujan ekstrem mengguyur provinsi tersebut selama dua hari berturut-turut dan menyebabkan ribuan warga harus mengungsi.
Menurut laporan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Kamis (27/11/2025) di Kota Lhokseumawe, banjir Aceh yang merendam 43 gampong memaksa 100 kepala keluarga meninggalkan rumah.
Hal ini terjadi karena ketinggian air terus meningkat akibat limpahan air dari hulu dan saluran kota yang tidak mampu menampung debit.
Banjir di Aceh Barat ikut memperburuk kondisi dengan 183 kepala keluarga terdampak, 33 kepala keluarga mengungsi, dan lebih dari seratus rumah terendam sementara akses jalan di beberapa titik terputus.
Aceh Utara berada dalam status paling kritis setelah komunikasi terputus, listrik padam, dan lebih dari 130 gampong melaporkan kondisi darurat dengan total 4.441 jiwa terdampak serta 3.507 jiwa mengungsi.
Kabupaten Aceh Timur mencatat jumlah terbesar warga terdampak mencapai 29.706 jiwa dengan 2.456 jiwa mengungsi dan 7.972 rumah terendam sehingga membuat pemerintah daerah memperluas zona siaga.
Aceh Singkil juga tidak luput dari banjir dengan lebih dari 25 ribu warga terdampak, 684 kepala keluarga mengungsi, serta lebih dari 6.000 rumah berada dalam genangan yang terus bertambah.
Wilayah Bireuen melaporkan 2.272 jiwa terdampak dan sejumlah desa masih terisolasi karena jalan penghubung tidak bisa dilalui kendaraan.
BPBD menegaskan bahwa dapur umum, posko kesehatan, serta armada perahu karet telah digerakkan untuk membantu warga di titik-titik terparah sambil menyebutkan bahwa “kami masih terus mengevakuasi warga yang aksesnya terputus dan airnya belum surut.”
Status siaga hidrometeorologi diperpanjang untuk seluruh Aceh karena curah hujan diperkirakan tetap tinggi hingga beberapa hari ke depan menurut laporan resmi BNPB.***