Jumlah korban meninggal akibat bencana banjir bandang dan tanah longsor di Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat terus bertambah seiring upaya pencarian dan evakuasi yang masih berlangsung. Dokumentasi foto sebelum dan sesudah bencana, dilansir dari BBC Indonesia, menunjukkan skala kerusakan yang luar biasa di tiga provinsi tersebut, menegaskan besarnya dampak bencana alam ini terhadap masyarakat dan infrastruktur.

Kerusakan Parah di Kabupaten Agam
Salah satu wilayah paling terdampak adalah Kabupaten Agam, Sumatra Barat, dengan jumlah korban jiwa tertinggi. Foto udara di sekitar Masjid Suhada, Nagari Salareh Aia Timur, Palembayan, memperlihatkan rumah-rumah hancur, jalanan terputus, dan permukiman tersapu arus banjir.
Wilayah ini sempat terisolasi sehingga relawan kesulitan masuk ke lokasi. Baru pada 1 Desember 2025 evakuasi dapat dilakukan setelah akses mulai terbuka.
Luapan Sungai Batang Anai
Bencana juga diperparah luapan Sungai Batang Anai yang membelah Kota Padang Panjang dan Kota Padang. Foto satelit menunjukkan banjir besar yang memaksa lebih dari 20.000 warga mengungsi. Setidaknya 33 orang meninggal dan 32 lainnya masih hilang per Senin (1/12).
Sejumlah infrastruktur utama seperti Jembatan Kembar di Padang Panjang tampak hancur dan tertimbun lumpur, memutus akses jalan menuju ibu kota provinsi.

Dampak di Sumatra Utara
Di Sumatra Utara, Kabupaten Tapanuli Tengah menjadi wilayah terdampak terparah, dengan banjir merendam Jalan Sibolga–Barus dan permukiman di Kecamatan Tapian Nauli. Foto udara juga menunjukkan lokasi longsor besar di sekitar Jalan Murai, Kecamatan Sibolga Selatan, yang menyulitkan mobilisasi bantuan.
Aceh Dilanda Banjir Besar
Gubernur Aceh Muzakir Manaf menyebut bencana ini sebagai “tsunami kedua” mengingat skalanya yang masif dan kerusakan yang meluas di wilayah pesisir. Banjir melanda empat kecamatan di Aceh Utara—Seunuddon, Baktiya Barat, Baktiya, dan Tanah Jambo Aye—serta dua kecamatan di Aceh Timur. Citra satelit menunjukkan Kecamatan Meureudu dan Meurah Dua terendam penuh, sementara jembatan penghubung Aceh–Sumatra Utara terputus, memutus jalur logistik dan evakuasi.
Apa Penyebab Banjir dan Longsor?
Menurut peneliti BRIN Erma Yulihastin, bencana ini dipicu hujan ekstrem yang terjadi secara terus-menerus pada 23–25 November 2025, dipengaruhi oleh Siklon Tropis Senyar, fenomena siklon langka yang terbentuk di sekitar Selat Malaka.
-
23 November: curah hujan >100 mm per hari di wilayah Sumatra Barat
-
24 November: hujan lebat meluas ke Sibolga, Tapanuli Tengah, dan Tapanuli Selatan
-
25 November: hujan ekstrem menghantam Aceh, 3 kali lebih besar dari biasanya, melanda wilayah mulai dari Gayo hingga Aceh Barat