Ketua Komisi IV DPR RI, Siti Hediati Hariyadi atau yang akrab disapa Titiek Soeharto, melontarkan kecaman keras terhadap para pengusaha besar yang masih nekat melakukan pembalakan liar (illegal logging).
Dalam rapat kerja dengan Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni di Kompleks Parlemen Senayan, Kamis (4/12/2025), Titiek tak bisa menyembunyikan kemarahannya atas dampak kerusakan hutan yang kini memakan korban jiwa lebih dari 700 orang akibat banjir bandang di Sumatera Utara, Sumatera Barat, dan Aceh.
“Sudahlah, itu pengusaha-pengusaha cari makan tempat lain saja. Tanam padi kek, tanam jagung, apa saja yang lain bisa dikerjakan. Jangan tebang-tebang lagi pohon kita!” tegas Titiek dengan nada tinggi yang disambut anggukan setuju anggota Komisi IV lainnya.
Putri bungsu Presiden ke-2 RI ini menegaskan bahwa Komisi IV tidak akan sekadar merekomendasikan moratorium penebangan (penghentian sementara), melainkan menuntut penghentian total segala bentuk pembalakan—baik ilegal maupun legal—yang merusak.
“Moratorium itu kan cuma disetop sementara, nanti bisa hidup lagi. Kami maunya itu tidak ada lagi penebangan-penebangan sama sekali,” ujarnya tegas.
Titiek menyebut tindakan para cukong kayu itu sebagai “perbuatan tak berperasaan”. Ia menggambarkan pohon-pohon raksasa yang butuh puluhan hingga ratusan tahun untuk tumbuh, ditebang seenaknya hanya demi keuntungan segelintir orang.
“Kita lihat sendiri pohon sebesar itu dipotong oleh orang-orang yang tidak punya hati nurani. Yang untung cuma mereka, rakyat tidak dapat apa-apa, malah dapat bencana,” sergahnya.
Lebih jauh, Titiek memberikan dukungan penuh kepada Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk bertindak tanpa pandang bulu.
“Kami mendukung penuh Kementerian untuk menindak siapa pun yang membuat kerusakan ini. Enggak usah takut—mau di belakangnya ada bintang dua, bintang tiga, bintang berapa pun—kami dukung supaya ditindak tegas dan tidak terjadi lagi!” tandas legislator Fraksi Gerindra itu, disambut tepuk tangan dari ruang rapat.
Pernyataan Titiek ini langsung viral di media sosial dan mendapat respons positif dari kalangan aktivis lingkungan, tokoh agama, hingga masyarakat adat yang selama ini menjadi korban banjir bandang. Banyak yang menilai sikap tegas Titiek sebagai “angin segar” di tengah maraknya pembiaran terhadap pembalakan liar oleh perusahaan-perusahaan besar.
Sementara itu, Menteri Raja Juli Antoni menyatakan pihaknya akan segera menindaklanjuti rekomendasi Komisi IV dengan mempercepat operasi pengawasan dan penegakan hukum di lapangan, termasuk mencabut izin perusahaan nakal dan mempidanakan pelaku illegal logging tanpa terkecuali.
Dengan dukungan kuat dari Komisi IV DPR, harapan baru muncul bahwa hutan Indonesia—paru-paru dunia yang tersisa—bisa diselamatkan dari tangan-tangan tamak, sebelum terlambat.