Yuki Tsunoda mengakui bahwa kecepatan Lando Norris di sektor pertama Grand Prix Abu Dhabi benar-benar mengejutkannya, terutama saat ia mencoba bertahan dari serangan juara dunia F1 2025 tersebut.
Memulai balapan dengan ban hard, Red Bull berharap Tsunoda dapat berperan penting membantu Max Verstappen menjaga peluangnya mempertahankan gelar musim ini. Verstappen harus mencetak 12 poin lebih banyak dari Norris untuk merebut gelar kelimanya. Skenario terbaik: Verstappen menang dan Norris finis di luar podium.
Namun strategi pit stop awal menempatkan Norris dalam kerumunan mobil dan membuatnya berada tepat di belakang Tsunoda. Sang pembalap Jepang bahkan menegaskan melalui radio bahwa ia memahami tugas yang diberikan tim.
“Saya tahu apa yang harus dilakukan, serahkan pada saya,” ujar Tsunoda di radio tim.
Meski begitu, Tsunoda terkejut dengan kecepatan Norris, terutama di sektor pertama, dan memilih untuk tidak menahan terlalu keras di sektor akhir untuk membantu Charles Leclerc mendekat. Ia sempat bertahan agresif di zona DRS pertama, namun Norris berhasil melewatinya dengan cepat dan tanpa kehilangan waktu berarti.
Tsunoda mengenang duel tersebut:
“Saya terus memberikan informasi lewat radio. Mereka terdengar stres, tapi saya bilang saya tahu apa yang harus saya lakukan dan akan bertahan semaksimal mungkin. Tidak ada gunanya membiarkannya lewat begitu saja, tapi dia datang terlalu cepat.”
Pembalap Jepang itu juga menjelaskan bahwa ia mengira masih bisa bertahan satu lap lagi karena jarak masih sekitar delapan hingga sembilan per sepuluh detik sebelum Norris menutup gap secara agresif.
Setelah insiden tersebut, Tsunoda menerima penalti lima detik karena pertahanan yang dianggap terlalu agresif, sementara Norris tidak mendapat penalti meski sempat melakukan overtake di luar trek.
“Saya harus meninjau lagi apakah penalti lima detik itu memang layak, karena itu menghancurkan balapan saya,” keluh Tsunoda.
Menjelang penentuan gelar, Red Bull mengumumkan bahwa Tsunoda akan digantikan oleh Isack Hadjar pada musim 2026, membuatnya tidak memiliki kursi balap dan kembali berperan sebagai test dan reserve driver.
Tsunoda menilai performanya meningkat, namun musim ini ia merasa tidak beruntung.
“Saya tidak suka menyalahkan keberuntungan, tetapi paruh kedua musim ini terasa benar-benar tanpa keberuntungan. Banyak hal terjadi di luar kendali saya. Namun saya sudah memberikan yang terbaik,” tutupnya.