Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman dikabarkan tengah mempertimbangkan tawaran fantastis senilai €10 miliar atau sekitar Rp195 triliun untuk mengakuisisi FC Barcelona. Laporan yang pertama kali diungkap jurnalis François Gallardo dalam program televisi Spanyol El Chiringuito pada 13 Desember 2025 itu langsung mengguncang dunia sepak bola, meski realisasinya dinilai nyaris mustahil.
Tawaran Raksasa di Tengah Krisis Finansial Barcelona
Menurut Gallardo, nilai tawaran tersebut secara teoritis mampu menutup seluruh beban utang Barcelona yang kini melampaui €2,5 miliar. Klub asal Catalunya itu memang masih bergulat dengan krisis keuangan serius, termasuk utang transfer pemain sebesar €159 juta kepada sejumlah klub Eropa, seperti Manchester City (Ferran Torres), Leeds United (Raphinha), dan Bayern Munich (Robert Lewandowski).
Isu ini sejalan dengan strategi agresif Arab Saudi melalui Public Investment Fund (PIF) dalam memperluas pengaruhnya di industri olahraga global. PIF sebelumnya sukses mengakuisisi Newcastle United pada 2021 dan kini menguasai 85 persen saham klub Liga Inggris tersebut. Selain itu, Arab Saudi juga memegang 75 persen kepemilikan empat klub besar Saudi Pro League, termasuk Al Nassr—klub tempat Cristiano Ronaldo berkarier.
Tembok Tebal Sistem Socio
Namun, hambatan terbesar dari wacana akuisisi ini adalah struktur kepemilikan unik Barcelona yang menganut sistem socio. Klub tidak dimiliki individu atau korporasi, melainkan secara kolektif oleh sekitar 150.000 anggota (socios) yang memiliki hak suara dalam setiap keputusan strategis klub.
“Barcelona adalah milik para anggotanya, dan mereka tidak akan pernah mengizinkan klub ini dibeli oleh entitas asing,” tegas Gallardo. Model kepemilikan ini dilindungi oleh Ley 10/1990 del Deporte, undang-undang olahraga Spanyol yang memberikan pengecualian khusus kepada Barcelona, Real Madrid, Athletic Bilbao, dan Osasuna untuk tetap berstatus asosiasi berbasis anggota.
Opsi Alternatif: Masuk Lewat Jalur Komersial
Meski akuisisi penuh hampir mustahil, skenario alternatif tetap terbuka. PIF disebut berpeluang masuk sebagai investor jika Barcelona memisahkan unit hiburan dan komersial dari operasional sepak bola—model yang kabarnya juga tengah dipertimbangkan Real Madrid. Skema ini memungkinkan suntikan dana besar tanpa mengubah kendali teknis klub.
Spekulasi ini mencuat menjelang pemilihan presiden Barcelona yang dijadwalkan berlangsung antara Maret hingga Juni 2026. Presiden petahana Joan Laporta disebut akan kembali maju, sementara rivalnya Victor Font—yang didukung mantan pelatih Xavi Hernandez—juga menyiapkan kampanye serius.
Hingga kini, baik pihak Barcelona maupun Arab Saudi belum memberikan pernyataan resmi. Sumber internal klub bahkan menyebut kabar tersebut sebatas spekulasi, mengingat filosofi “Més que un club” yang telah menjadi identitas Barcelona sejak berdiri pada 1899.