Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, memastikan tidak akan menggelar pesta kembang api pada malam pergantian Tahun Baru 2026. Keputusan tersebut diambil sebagai bentuk efisiensi anggaran sekaligus empati terhadap daerah-daerah yang tengah dilanda bencana.
“Kembang api menurut saya juga tidak perlu ada. Jadi, cukup dengan atraksi drone saja,” ujar Pramono di Jakarta, Jumat (19/12), seperti dikutip dari Antara.
Meski meniadakan kembang api, Pramono menegaskan perayaan malam tahun baru di Jakarta tetap berlangsung. Sebagai kota global, Jakarta tetap akan menjadi sorotan dunia, namun perayaannya kali ini diarahkan agar berlangsung lebih sederhana dan bermakna.
Menurut Pramono, peniadaan kembang api dilandasi rasa solidaritas nasional, menyusul bencana alam yang melanda sejumlah wilayah di Pulau Sumatera, termasuk Aceh, Sumatera Barat, dan Sumatera Utara.
“Saya tidak ingin kita menampakkan kemewahan berlebihan ketika saudara-saudara kita di Sumatera sedang menghadapi musibah,” tegasnya.
Sebagai gantinya, Pemerintah Provinsi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan menyediakan ruang khusus bagi masyarakat untuk melakukan perenungan dan doa bersama bagi para korban bencana. Pramono berharap malam pergantian tahun dapat menjadi momentum refleksi, rasa syukur, dan kepedulian sosial, tanpa membatasi cara warga merayakan tahun baru.
Terkait rangkaian acara resmi, Pramono menyebutkan bahwa detail pelaksanaan—termasuk titik lokasi dan teknis atraksi drone—akan diputuskan pada Senin (22/12).
“Pasti nanti akan ada tempat khusus untuk merenung, berdoa, dan kontemplasi,” pungkasnya.
Denpasar Ambil Langkah Serupa
Langkah serupa juga diambil oleh Denpasar. Pemerintah Kota Denpasar meniadakan pesta kembang api malam Tahun Baru 2026 dan mengalihkan anggaran untuk pemulihan dampak banjir besar yang terjadi pada September lalu.
“Kembang api dan musik tidak menjadi prioritas karena kami fokus pada penanganan bencana,” ujar Kepala Dinas Kebudayaan Kota Denpasar, Raka Purwantara, Sabtu (20/12/2025).
Meski demikian, Pemkot Denpasar tetap menggelar rangkaian kegiatan budaya bertajuk Gelar Budaya Melepas 2025 dan Menyongsong Matahari 2026 di Lapangan Puputan Badung I Gusti Ngurah Made Agung. Acara tersebut menampilkan kesenian tradisional, melibatkan sanggar seni, Forum Kerukunan Umat Beragama, serta Forkopimda, dan terbuka gratis untuk masyarakat umum.