Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi bibit siklon tropis 93S di Samudra Hindia barat daya Jawa Barat berpotensi berkembang menjadi siklon tropis kategori 2 dalam waktu 48 jam ke depan. Kondisi ini diperkirakan memicu cuaca ekstrem di sejumlah wilayah Indonesia bagian barat dan selatan.
Peringatan tersebut disampaikan BMKG dalam dokumen Analisis Bibit Siklon Tropis tertanggal 21 Desember 2025 pukul 07.00 WIB. Bibit siklon 93S yang mulai terdeteksi sejak 11 Desember 2025 di wilayah Bali–Nusa Tenggara Barat kini berada di sekitar 12,2° LS dan 105,0° BT, tepatnya di Samudra Hindia barat daya Jawa Barat, dan masuk dalam Area of Monitoring (AoM) TCWC Jakarta.
Saat ini, kecepatan angin maksimum yang terpantau mencapai 35 knot atau sekitar 65 km/jam. BMKG mencatat, meski sempat melemah dalam 12 jam terakhir, sistem ini kembali menunjukkan peningkatan aktivitas secara bertahap, ditandai dengan penguatan angin dan konsolidasi awan konvektif.
BMKG memprakirakan bibit siklon 93S akan meningkat menjadi siklon tropis kategori 1 pada Minggu (21/12/2025) malam, dengan kecepatan angin mencapai 45 knot atau sekitar 83 km/jam, dan bergerak ke arah barat menjauhi wilayah Indonesia.
Dalam 48 jam ke depan, intensitas sistem diprediksi terus meningkat hingga mencapai 60 knot atau sekitar 110 km/jam, sehingga berpotensi menjadi siklon tropis kategori 2 pada Senin (22/12/2025) malam. BMKG menilai peluang penguatan sistem ini dalam 24–72 jam ke depan berada pada kategori tinggi.
Wilayah Berpotensi Terdampak
BMKG mengimbau masyarakat mewaspadai potensi cuaca ekstrem berikut:
-
Hujan sedang hingga lebat di Bengkulu, Lampung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Jawa Tengah.
-
Angin kencang di Bengkulu, Lampung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Jawa Tengah.
-
Gelombang laut sedang (1,25–2,5 meter) di perairan barat Lampung, Samudra Hindia barat Lampung, Selat Sunda bagian selatan, perairan selatan Jawa hingga Nusa Tenggara Barat, Selat Bali–Lombok–Alas bagian selatan, serta Samudra Hindia selatan Banten hingga NTB.
Sebagai perbandingan, National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) mengklasifikasikan siklon tropis ke dalam lima kategori berdasarkan kecepatan angin. Kategori 2 memiliki angin berkisar 154–177 km/jam dan berpotensi menimbulkan kerusakan luas, terutama pada infrastruktur dan kawasan pesisir.
BMKG juga mengingatkan bahwa siklon tropis kategori rendah sekalipun dapat memicu dampak besar. Sebelumnya, hujan ekstrem yang melanda Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat disebut salah satunya dipicu oleh siklon tropis kategori 1.
Masyarakat pesisir, nelayan, serta pemerintah daerah di wilayah terdampak diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan, memantau informasi cuaca terkini, dan mengikuti arahan resmi dari otoritas terkait.