Aktivitas masyarakat di Kabupaten Aceh Tamiang perlahan kembali bergeliat setelah sempat lumpuh akibat banjir bandang yang menerjang wilayah tersebut pada akhir November lalu. Tanda-tanda pemulihan mulai terlihat di berbagai sektor, terutama aktivitas ekonomi dan layanan publik.
Pantauan pada Minggu (21/12) menunjukkan Pasar Sungai Liput di Kecamatan Kejuruan Muda kembali ramai. Pedagang mulai menjajakan dagangan di pinggir jalan, sementara interaksi jual beli antara penjual dan pembeli kembali berlangsung, meski belum sepenuhnya normal. Aktivitas serupa juga tampak di sejumlah pasar sepanjang ruas Jalan Aceh–Medan.
Kembalinya aktivitas pasar berdampak pada meningkatnya arus lalu lintas di jalan provinsi tersebut. Kepadatan kendaraan bahkan sempat memicu kemacetan cukup panjang di sekitar kawasan pasar.
Kondisi di sejumlah SPBU yang sebelumnya dipadati antrean panjang kendaraan kini mulai kondusif. Antrean pembelian BBM terpantau lebih tertib dan hanya melibatkan belasan kendaraan, jauh berkurang dibandingkan hari-hari awal pascabencana.
Di sisi lain, arus distribusi bantuan masih terus berjalan. Sepanjang jalur dari Deli Serdang, Sumatera Utara, menuju Aceh Tamiang, kendaraan pengangkut logistik kemanusiaan tampak silih berganti melintas. Mobil operasional Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) juga dialihfungsikan sementara untuk mengangkut bantuan.
Truk milik BPBD Kota Binjai terlihat membawa relawan serta logistik obat-obatan dari masyarakat dan Palang Merah Indonesia Kota Binjai menuju wilayah terdampak.
Seiring membaiknya kondisi, kegiatan pembersihan fasilitas pendidikan juga mulai dilakukan. Sejumlah sekolah yang terdampak banjir dibersihkan dengan bantuan personel Brigade Mobil.
“Alhamdulillah, hari ini sekolah kami dibantu petugas Brimob untuk proses pembersihan,” ujar Ernaningsih, Kepala SMP Swasta Islam Kualasimpang.
Di sekitar pasar, pedagang bahan pokok, sayur-mayur, hingga bahan bakar eceran mulai membuka lapak. Selain itu, warga terlihat memutar musik menggunakan pengeras suara, menandakan pasokan listrik di kawasan tersebut telah kembali pulih.
Meski demikian, aktivitas masyarakat belum sepenuhnya kembali normal. Sejumlah fasilitas umum masih dalam tahap pemulihan. Sebelumnya, Aceh Tamiang tercatat sebagai salah satu daerah terdampak paling parah akibat banjir bandang, dengan 439 sekolah serta puluhan ribu rumah mengalami kerusakan.