JOHANNESBURG, AFRIKA SELATAN – Setidaknya 64 orang telah meninggal dunia setelah terjadi kebakaran di sebuah bangunan di Johannesburg, kata otoritas Afrika Selatan. Lebih dari 40 orang lainnya mengalami luka-luka.
Pejabat Johannesburg mengatakan belum jelas apa yang memicu kebakaran di bangunan lima lantai di pusat kota. Seorang juru bicara layanan darurat, Robert Mulaudzi, mengatakan kepada BBC bahwa pemadam kebakaran telah berhasil menyelamatkan beberapa penghuni. Dia mengatakan bahwa kebakaran telah menghanguskan bangunan tersebut, dan pencarian korban lainnya masih berlanjut.
“Kami bergerak dari lantai ke lantai melakukan evakuasi jenazah ini,” kata Mulaudzi kepada stasiun penyiaran lokal ENCA.
Sebuah video yang diunggah ke platform X, sebelumnya dikenal sebagai Twitter, oleh Mulaudzi menunjukkan truk pemadam kebakaran dan ambulans di luar bangunan dengan jendela-jendela yang terbakar.
Foto-foto dari lokasi kejadian menunjukkan jenazah-jenazah yang ditutupi tersusun di dekat bangunan yang terbakar. Banyak dari jenazah dalam kebakaran di Johannesburg mungkin sulit diidentifikasi karena terbakar hingga tidak bisa dikenali, sebuah laporan oleh saluran televisi Newzroom Afrika Afrika Selatan mengatakan.
“Jenazah yang telah kami lihat muncul dari bangunan akan sangat sulit diidentifikasi. Itu adalah jenazah yang mungkin telah kontak langsung dengan api.
“Jika apa yang telah kami lihat menjadi acuan, pada saat anggota keluarga dapat berinteraksi dengan sisa-sisa ini, akan ada tugas yang sangat sulit untuk menemukan sesuatu yang mirip dengan orang yang mereka cintai,” kata reporter Newzroom Afrika, Ayanda Nyathi.
Bangunan tersebut terletak di apa yang dulu merupakan distrik bisnis di pusat ekonomi Afrika Selatan. Bangunan tersebut digunakan sebagai permukiman informal, kata Bapak Mulaudzi.
Laporan lokal mengatakan bahwa lingkungan kota dalam ini terkenal karena adanya bangunan-bangunan yang ‘diambil alih’, istilah yang digunakan di Afrika Selatan untuk merujuk pada bangunan yang secara ilegal dikuasai oleh imigran yang tidak memiliki dokumen resmi.
Mereka juga menyiratkan bahwa penghuni bangunan tersebut sebagian besar adalah imigran dari negara-negara Afrika lainnya.
Pasca kebakaran, banyak warga Afrika Selatan di media sosial yang telah mengutuk serangan xenophobia online yang dilakukan oleh beberapa orang terhadap para korban dan orang yang selamat dari kebakaran tersebut.