Probolinggo – Kebakaran di Bukit Teletubbies Gunung Bromo akibat flare dari foto Prewedding masih belum padam hingga Minggu 10 September 2023. Dari video yang beredar di platform X, terlihat api masih berkobar membakar savana.
Hawa panas di savana karena musim kemarau dan kobaran api mengakibatkan terjadinya angin tornado yang membuat kobaran api makin tinggi. Langit di bukit Teletubbies seluruhnya tertutup asap hitam.
Adanya tornado api itu juga dibenarkan oleh Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS). Fenomena tornado itu sebenarnya biasa terjadi di wilayah savana. Hanya, lantaran ada kebakaran, api yang menjalar kawasan savana ikut berputar dan terangkat naik.
Kebakaran hebat ini membuat banyak kerugian. Berikut dampak kebakaran bukit Teletubbies akibat ulah pengunjung yang membuat foto prewedding menggunakan flare, dilansir dari Detikcom :
Kebakaran Meluas Hingga Poncokusumo
Kebakaran yang melanda Kawasan Bromo telah meluas hingga mencapai Desa Ngadas, Kecamatan Poncokusumo, Malang. Sebuah video yang telah menjadi viral menunjukkan adanya garis api yang masih berkobar di sekitar Kawasan Bromo, menghasilkan asap yang tebal.
Video lainnya juga menunjukkan adanya asap hitam yang terlihat di belakang bangunan Bromo Hillside atau Cafè 360° yang berlokasi di Desa Ngadas, Kecamatan Poncokusumo, Malang.
Ratusan Personel Berusaha Padamkan Api
Hingga saat ini, lebih dari 100 personel dari tim gabungan masih berupaya keras untuk mengendalikan api di wilayah Bromo. Tim ini terdiri dari Brigdalkarhut Mahameru BTS, TNI, Polri, MPA, MMP, BPBD, BNPB, serta relawan.
Warga 6 Desa Terancam Tidak Dapat Air Bersih
Kebakaran hutan di Gunung Bromo tidak hanya mengancam flora dan fauna langka, tetapi juga mengakibatkan gangguan pasokan air bersih ke enam desa di Kecamatan Sukapura. Enam desa tersebut adalah Desa Ngadirejo, Desa Wonokerto, Desa Ngadas, Desa Jetak, Desa Wonotoro, dan Desa Ngadisari.
Pasokan air bersih untuk desa-desa ini berasal dari beberapa sumber mata air, termasuk Gunung Wantangan dan Bukit Savana Gunung Bromo. Akibat kebakaran ini, pipa PVC yang menghubungkan kedua sumber tersebut mengalami kerusakan.
Sebagian warga yang biasanya mengandalkan pasokan air dari Gunung Wantangan dan Bukit Savana Gunung Bromo telah mengambil langkah-langkah antisipatif, seperti mengambil air dari desa tetangga atau bahkan membeli air dari sumber-sumber yang dimiliki oleh desa-desa lain.
Pemadaman Terkendala Berbagai Hal
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur, Gatot Soebroto, mengungkapkan bahwa cuaca berkabut dan jarak sumber air yang cukup jauh merupakan hambatan dalam upaya pemadaman kebakaran yang sedang berlangsung.
“Kami menghadapi beberapa kendala di lapangan, di mana sumber air terletak cukup jauh, dan cuaca yang berkabut membatasi kemampuan helikopter untuk melakukan pemadaman dari udara. Kami berharap cuaca besok membaik sehingga pemadaman dapat dilakukan dengan bantuan helikopter,” ujar Gatot saat dihubungi oleh detikJatim pada hari Minggu (10/9/2023).
Gatot menjelaskan bahwa helikopter yang dimiliki oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) masih berada di lokasi kebakaran dan siap digunakan untuk membantu dalam proses pemadaman menggunakan metode water bombing. Namun, pelaksanaan water bombing memerlukan kondisi cuaca yang baik agar efektif dilakukan.