Live Program UHF Digital

PGN Perluas Jargas Rumah Tangga Demi Kurangi Impor LPG dan Dukung Ketahanan Energi

PT PGN Tbk, Subholding Gas Pertamina, memperkuat komitmennya dalam memperluas pengembangan jaringan gas (jargas) rumah tangga, selaras dengan upaya pemerintah untuk menggantikan penggunaan gas tabung. Dengan dukungan pemerintah, diharapkan jargas dapat menjangkau lebih banyak wilayah, seiring pembangunan infrastruktur transmisi dan distribusi gas bumi.

Iwan Prasetya Adhi, Anggota Komite BPH Migas, mengungkapkan bahwa pembangunan pipa transmisi dari Semarang ke Batang telah rampung, mengalirkan gas dari sumber-sumber seperti JTB dan Jawa Timur. Pemerintah berharap jaringan pipa ini nantinya dapat terhubung dari Aceh hingga Jawa Timur, memungkinkan aliran gas dari wilayah surplus ke daerah yang mengalami kekurangan pasokan LPG.

“Pak Menteri (ESDM) sudah mencanangkan, untuk Pulau Jawa agar dimaksimalkan penggunaan jargas rumah tangga guna mengurangi ketergantungan pada LPG impor. Dengan jargas, masyarakat bisa menikmati gas bumi seperti menikmati air PDAM,” ujar Iwan dalam acara *BPH Migas Goes to Campus* di Universitas Negeri Semarang (UNNES), Kamis (7/11/2024).

Acara ini juga menjadi sarana edukasi PGN kepada mahasiswa UNNES tentang peran perusahaan dalam pengembangan dan pemanfaatan gas bumi nasional.

PGN Perluas Jargas Rumah Tangga Demi Kurangi Impor LPG dan Dukung Ketahanan Energi
PGN menargetkan pembangunan 400.000 Sambungan Rumah (SR) pada tahun 2025 (sumber : PGN)

Harry Budi Sidharta, Direktur Infrastruktur dan Teknologi PGN, menegaskan bahwa PGN memiliki peran strategis dalam pengembangan jargas, selalu berkoordinasi dengan pemerintah di setiap tahap. “Ketergantungan pada LPG impor terus meningkat, sehingga menambah beban fiskal. Dengan pengembangan jargas, kita bisa mengurangi impor LPG,” jelas Harry.

PGN menargetkan pembangunan 400.000 Sambungan Rumah (SR) pada tahun 2025, melanjutkan proyek yang dimulai pada 2021 dengan investasi mandiri melalui program GasKita. Hingga kini, PGN telah mengelola sekitar 820.000 SR jargas secara nasional, yang setara dengan pengurangan konsumsi LPG sebesar 83.000 metrik ton per tahun.

Survei PGN menunjukkan bahwa 56% masyarakat masih nyaman menggunakan LPG, dengan 17% lainnya mempertimbangkan harga dibandingkan LPG bersubsidi. “Ini menjadi tantangan bersama untuk mengarahkan penggunaan LPG bersubsidi ke jargas,” kata Harry.

Kolaborasi erat antara PGN dan BPH Migas terus mendukung ketersediaan dan aksesibilitas gas bumi, di mana BPH Migas berperan sebagai regulator dan PGN sebagai pelaksana.

“PGN berkomitmen untuk memperluas bisnis penyaluran gas bumi sebagai sumber energi alternatif yang terjangkau, mendukung visi Indonesia emas 2045,” tutup Harry.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *