JAKARTA – Menyambut bulan Ramadan tahun 2025, PT Pupuk Indonesia (Persero) menegaskan komitmennya dalam mendukung para petani di seluruh Indonesia.
Salah satu bentuk dukungan ini adalah memastikan bahwa produksi pupuk tetap berlangsung selama bulan puasa serta menjamin ketersediaannya di tingkat kios atau pengecer. Langkah ini dilakukan agar kebutuhan petani dapat terpenuhi, sekaligus mendukung kebijakan swasembada pangan yang dijalankan oleh pemerintah.
Direktur Pemasaran Pupuk Indonesia, Tri Wahyudi Saleh, menuturkan bahwa selain produksi, perusahaan juga memastikan distribusi pupuk tetap berjalan lancar. Hal ini menjadi perhatian penting, mengingat petani di berbagai daerah akan segera memerlukan pupuk menjelang musim tanam pada April 2025.
“Sebagai BUMN yang memiliki tugas untuk memproduksi dan menyalurkan pupuk bersubsidi, kami berkomitmen memberikan layanan terbaik kepada petani, terutama saat mereka bersiap memasuki musim tanam kembali,” ujar Tri Wahyudi.
Dalam hal distribusi, Pupuk Indonesia saat ini mengandalkan 516 gudang yang tersebar di tingkat provinsi dan kabupaten/kota, dengan total kapasitas sekitar 2,89 juta ton.
Jaringan distribusi ini juga diperkuat oleh 1.067 distributor dan 25.903 kios atau pengecer, serta didukung oleh 107 penyedia jasa kapal yang mengoperasikan 179 rute pelayaran, 274 penyedia jasa truk dengan 1.288 rute distribusi, serta 4 rute distribusi melalui kereta api.
Tri Wahyudi memastikan bahwa seluruh rantai pasok Pupuk Indonesia akan tetap beroperasi selama Ramadan, bahkan hingga menjelang dan setelah Hari Raya Idul Fitri.
Hal ini dimungkinkan berkat kebijakan pemerintah yang memberikan pengecualian bagi angkutan pupuk agar tetap beroperasi meskipun ada pembatasan angkutan barang selama masa mudik lebaran.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa selama Ramadan, petani tetap dapat menebus pupuk bersubsidi di kios atau pengecer seperti biasa. Pemerintah juga telah memberikan kemudahan bagi petani terdaftar dalam proses penebusan pupuk bersubsidi.
Para petani yang telah terdaftar dan memiliki alokasi pupuk bersubsidi dapat melakukan penebusan di kios pupuk lengkap (KPL) atau pengecer dengan hanya membawa Kartu Tanda Penduduk (KTP) serta uang tunai sesuai jumlah pupuk yang ditebus. Selain itu, penebusan juga dapat dilakukan melalui aplikasi iPubers yang telah tersedia di kios atau pengecer.
Berdasarkan regulasi yang berlaku, penebusan pupuk bersubsidi dapat diwakilkan bagi petani terdaftar yang mengalami kendala, seperti kehilangan atau perbedaan data KTP, kondisi kesehatan, atau bahkan telah meninggal dunia.
Namun, proses penebusan yang diwakilkan ini tetap harus memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam Keputusan Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Nomor 30/KPTS/RC.210/B/06/2024.
“Kemudahan penebusan pupuk bersubsidi dengan membawa KTP ini telah diterapkan di sekitar 25.903 kios atau pengecer yang menggunakan aplikasi iPubers, sehingga petani terdaftar dapat dengan mudah memperoleh pupuk bersubsidi sesuai kebutuhannya,” jelasnya.
Data Pupuk Indonesia menunjukkan bahwa hingga 27 Februari 2025, perusahaan telah menyalurkan pupuk bersubsidi sebanyak 1.181.590 ton.
Secara rinci, penyaluran ini mencakup pupuk urea sebanyak 568.869 ton, pupuk NPK sebesar 564.325 ton, pupuk NPK Formula Khusus sebesar 8.222 ton, serta pupuk organik sebanyak 40.175 ton.
Untuk memastikan ketersediaan pupuk selama Ramadan, Pupuk Indonesia telah menyiapkan stok sebesar 1.598.598 ton, yang terdiri dari 1.167.315 ton pupuk bersubsidi dan 431.283 ton pupuk nonsubsidi.
Secara lebih rinci, stok pupuk bersubsidi mencakup 574.069 ton urea, 533.288 ton NPK, 21.222 ton NPK Formula Khusus, dan 38.736 ton pupuk organik. Jumlah ini mencapai 314 persen dari ketentuan stok minimum yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Sementara itu, stok pupuk nonsubsidi yang tersedia mencapai 431.283 ton, terdiri dari 378.167 ton urea dan 53.116 ton NPK.
“Kami berkomitmen untuk terus memberikan layanan terbaik bagi petani nasional, serta melibatkan semua pemangku kepentingan dalam mewujudkan swasembada pangan yang menjadi target pemerintah,” tambahnya.
Pada tahun 2025, Pupuk Indonesia mendapat mandat dari pemerintah untuk memproduksi dan menyalurkan pupuk bersubsidi sebanyak 9,55 juta ton.
Berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian RI Nomor 644/KPTS/SR.310/M.11/2024, alokasi pupuk bersubsidi yang ditetapkan pemerintah berjumlah 9,5 juta ton. Alokasi ini terdiri dari 4,6 juta ton urea, 4,2 juta ton NPK, 147.798 ton NPK Formula Khusus, dan 500.000 ton pupuk organik.
“Kami mengimbau para petani untuk segera melakukan penebusan pupuk. Seluruh tim pemasaran kami di lapangan akan terus memberikan pendampingan dan layanan terbaik, agar petani tetap mendapatkan pupuk yang dibutuhkan selama Ramadan,” tutupnya.