JAKARTA – Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin dan Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto bertemu dengan Menteri Pertahanan Filipina Gilberto Teodoro Jr. guna memperkuat aliansi pertahanan kedua negara. Pertemuan strategis ini membahas peningkatan kolaborasi militer dan keamanan kawasan.
Sjafrie menegaskan bahwa hubungan Indonesia dan Filipina telah terjalin kuat selama bertahun-tahun, terutama dalam bidang pertahanan.
“Kita menyampaikan komitmen kedua negara untuk terus memperkuat kerja sama tersebut, serta mendorong peningkatan kemitraan yang saling menguntungkan di masa mendatang,” ujar Menhan Sjafrie
Kolaborasi Militer yang Semakin Erat
Pertemuan ini menyoroti berbagai bentuk kerja sama pertahanan yang telah berjalan, mulai dari latihan militer bersama, program pendidikan dan pelatihan, hingga kunjungan pejabat tinggi militer. Selain itu, kedua negara juga aktif dalam kelompok kerja antar-angkatan (service-to-service working group) serta pertukaran kursus militer. Langkah ini tidak hanya memperkuat kemampuan teknis, tetapi juga membangun kepercayaan dan solidaritas di antara personel militer kedua negara.
Dalam konteks regional, kerja sama ini dianggap krusial untuk menjaga stabilitas di kawasan Asia Tenggara. Dengan tantangan keamanan yang semakin kompleks, seperti ancaman siber dan konflik maritim, Indonesia dan Filipina bertekad untuk meningkatkan kapabilitas pertahanan melalui pendekatan kolaboratif.
“Solidaritas ASEAN akan terus menjadi landasan kekuatan kolektif kita dalam menghadapi tantangan global,” ucapnya
Dukungan Kemanusiaan dan Industri Pertahanan
Selain isu militer, pertemuan ini juga membahas peran pertahanan dalam penanggulangan bencana. Indonesia, yang baru-baru ini mengirimkan bantuan personel dan alutsista untuk korban banjir di Filipina, menunjukkan komitmennya dalam aksi kemanusiaan. Kerja sama di bidang medis militer juga menjadi sorotan, dengan potensi pengembangan lebih lanjut di masa depan.
Dari sisi industri pertahanan, Filipina telah menjadi mitra strategis Indonesia. Sejak 2014, Filipina menggunakan kapal angkut Strategic Sealift Vehicle produksi PT PAL Indonesia. Pada 2022, kedua negara juga menandatangani kontrak pembelian kapal Landing Dock, memperkuat posisi Indonesia sebagai pemasok utama alutsista di kawasan. Kolaborasi ini tidak hanya meningkatkan kapasitas militer, tetapi juga mendukung pertumbuhan ekonomi melalui industri pertahanan.
Langkah Strategis Menuju Stabilitas Kawasan
Kunjungan ini mencerminkan visi Indonesia untuk memperkuat diplomasi pertahanan sebagai pilar utama dalam menjaga perdamaian regional. Dengan memanfaatkan hubungan historis dan kedekatan budaya, Indonesia dan Filipina berupaya menciptakan kemitraan yang dinamis dan adaptif terhadap dinamika global.
“Komitmen kita bersama adalah membangun kawasan yang damai, stabil, dan sejahtera melalui dialog dan kerja sama militer yang saling menguntungkan,” tegas Menhan Sjafrie.
Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto, yang turut mendampingi Menhan, menegaskan bahwa sinergi ini akan terus ditingkatkan melalui pertukaran pengalaman dan teknologi militer. Dengan begitu, kedua negara dapat menghadapi ancaman bersama secara lebih efektif.
Kerja sama pertahanan antara Indonesia dan Filipina tidak hanya memperkuat posisi kedua negara di ASEAN, tetapi juga menjadi contoh bagaimana kolaborasi regional dapat menghadapi tantangan global. Dengan fokus pada latihan bersama, bantuan kemanusiaan, dan pengembangan industri pertahanan, aliansi ini membuka peluang baru untuk stabilitas dan kemakmuran di Asia Tenggara.