JATIM – Truk milik TNI yang meledak di Tol Gempol diketahui mengangkut granat tangan dan amunisi. Ledakan tersebut menyebabkan sejumlah orang terluka dan satu prajurit TNI Gugur.
Kronologi Tragedi di Tol Gempol
Peristiwa bermula sekitar pukul 21.38 WIB di Kilometer 774.200 A, Desa Winong, Kecamatan Gempol, Kabupaten Pasuruan. Truk yang merupakan bagian dari rombongan Batalyon Infanteri (Yonif) 509/Balawara Yudha Divisi Infanteri 2 Kostrad sedang dalam perjalanan dari Surabaya menuju Jember. Rombongan ini baru kembali dari tugas di Papua dan mengangkut perlengkapan serta amunisi.
Menurut Kepala Dinas Penerangan TNI AD, Brigjen Wahyu Yudhayana, kebakaran dipicu oleh percikan api di bagian atas truk.
“Pengemudi langsung diberi tahu dan segera menepikan kendaraan untuk pengecekan. Namun, saat pemeriksaan dilakukan, muncul letupan kecil yang kemudian memicu kebakaran dan api membesar,” ujarnya.
Kobaran api yang membubung tinggi disertai ledakan amunisi membuat petugas dan warga sekitar tak berani mendekat. Video detik-detik kejadian yang viral di media sosial menunjukkan proyektil amunisi beterbangan di udara, memperparah kepanikan.
Korban dan Dampak Ledakan
Dua prajurit TNI yang berusaha menyelamatkan diri terluka akibat insiden ini. Satu di antaranya, Serma Leonardus Dhino Adi Setiawan, mengalami luka dan patah tulang. Sementara itu, Serka Untung Avisilia tewas setelah terjatuh dari ketinggian 7–10 meter saat melompati pagar pembatas tol.
“Kemudian dibawa ke Rumah Sakit Bayangkara. Ternyata dinyatakan MD, tapi bukan karena kesalahan, tapi karena memang dia terjatuh untuk melindungi itu karena tidak melihat,” jelas Dandim 0819 Pasuruan, Letkol Arh Noor Iskak.
Kedua korban segera dilarikan ke RS Pusdik Bhayangkara Porong, Sidoarjo, untuk perawatan intensif. Selain itu, dua warga sipil dan satu kendaraan terkena dampak serpihan amunisi yang tercecer hingga radius dua kilometer. Mereka telah mendapat perawatan di Puskesmas Gempol, dengan TNI menegaskan tanggung jawab penuh atas kerugian warga.
Penyelidikan dan Respons TNI
Hingga kini, penyebab pasti kebakaran masih diselidiki oleh TNI AD bersama kepolisian. Tim gabungan juga melakukan penyisiran hingga radius satu kilometer untuk mengamankan serpihan granat tangan dan peluru yang berpotensi membahayakan.
“Jadi jika ada warga yang menemukan serpihan amunisi, bahkan menemukan amunisinya segera melapor. Karena ini merupakan barang yang berbahaya dan bisa meledak sewaktu-waktu,” tegas Noor Iskak.
TNI memastikan semua kendaraan telah melalui pemeriksaan ketat sebelum berangkat, sesuai prosedur operasional standar (SOP). Meski begitu, insiden ini menimbulkan duka mendalam.
“Kami sangat berduka dan bertanggung jawab atas seluruh hak-haknya sebagai prajurit. Rencananya almarhum akan dimakamkan di kampung halamannya di Nganjuk, Jawa Timur,” ungkap Wahyu Yudhayana.
Dampak pada Lalu Lintas dan Keamanan
Kejadian ini sempat menyebabkan penutupan Gerbang Tol Gempol dan memicu penumpukan kendaraan. Namun, pada pukul 08.00 WIB Selasa (6/5/2025), arus lalu lintas kembali normal setelah petugas menyelesaikan sterilisasi dan pembersihan area.
Warga sekitar diimbau tetap waspada terhadap potensi amunisi tercecer. TNI juga menggandeng tim Jibom Polda Jatim untuk memastikan keamanan wilayah pasca-insiden.
Masyarakat Diminta Tetap Tenang, TNI Bertindak Cepat
Meski sempat memicu kepanikan, respons cepat TNI dan kepolisian berhasil mengendalikan situasi.
Kejadian ini menjadi pengingat akan risiko pengangkutan amunisi dan pentingnya prosedur keamanan yang ketat.