BANGKOK, THAILAND – Anutin Charnvirakul, pemimpin Partai Bhumjaithai, resmi terpilih sebagai Perdana Menteri Thailand dalam sidang parlemen pada Jumat (5/9/2025). Pemilihan ini mengakhiri kekosongan kepemimpinan setelah Mahkamah Konstitusi mencopot Paetongtarn Shinawatra dari jabatan PM akibat pelanggaran etika.
Anutin, yang dikenal sebagai pengusaha sukses dan pendukung legalisasi ganja, memenangkan suara mayoritas dengan dukungan kuat dari Partai Rakyat dan koalisi lainnya.
Pemungutan suara di parlemen berlangsung sengit, dengan Anutin mengalahkan kandidat dari Partai Pheu Thai, Chaikasem Nitisiri.
Dengan 289 suara dari 492 anggota parlemen, Anutin melampaui ambang batas 247 suara yang dibutuhkan untuk menjadi PM.
“Saya cukup yakin bahwa Anutin akan terpilih sebagai perdana menteri berikutnya,” ujar Wanwichit Boonprong, dosen ilmu politik di Universitas Rangsit, sebelum pemungutan suara berlangsung.
Anutin, 58 tahun, bukan wajah baru di politik Thailand. Ia merupakan pewaris perusahaan konstruksi Stecon Group dan pernah menjabat sebagai Wakil Perdana Menteri serta Menteri Kesehatan.
Selama pandemi COVID-19, ia memimpin kebijakan pembukaan kembali sektor pariwisata, pendorong utama ekonomi Thailand.
Namun, ia juga sempat menuai kontroversi karena menuduh turis Barat menyebarkan virus, yang kemudian diikuti permintaan maaf setelah kecaman publik.
Kemenangan Anutin tidak lepas dari kesepakatan politik strategis. Partai Rakyat, yang menguasai 143 kursi, mendukungnya dengan syarat Anutin membubarkan parlemen dalam empat bulan untuk menggelar pemilu baru dan mendorong referendum konstitusi.
“Kami mendukung voting demi stabilitas politik, tetapi kabinet berikutnya harus segera membubarkan parlemen agar pemilu baru bisa digelar dalam empat bulan ke depan,” kata juru bicara Partai Rakyat, dikutip Reuters.
Pemilihan ini menandai pukulan telak bagi dinasti politik Shinawatra, yang telah mendominasi politik Thailand selama dua dekade. Paetongtarn, putri Thaksin Shinawatra, dicopot setelah rekaman percakapan teleponnya dengan mantan PM Kamboja Hun Sen bocor, memicu kemarahan publik terkait penanganan sengketa perbatasan.
Partai Pheu Thai, yang dipimpin keluarga Shinawatra, kini menghadapi tantangan berat untuk mempertahankan pengaruhnya, terutama setelah Thaksin tiba-tiba meninggalkan Thailand menuju Dubai jelang pemungutan suara.
Anutin kini menghadapi tugas berat memimpin pemerintahan minoritas di tengah ekonomi yang melemah, ditandai dengan konsumsi rendah, kredit ketat, dan tingginya utang rumah tangga.
Ia diharapkan segera membentuk kabinet dan mendapatkan persetujuan resmi dari Raja Maha Vajiralongkorn untuk memulai tugasnya. Dengan janji pemilu baru dan reformasi konstitusi, Anutin berpeluang membawa stabilitas politik, meski tantangan besar masih menanti.