JAKARTA – Aroma Belerang Semeru semakin pekat dan kini tercium hingga ke kawasan permukiman setelah Gunung Semeru memasuki fase erupsi dengan status Level IV Awas.
Erupsi Semeru yang kembali menunjukkan peningkatan aktivitas ini membuat sejumlah titik hunian warga di Lumajang dilaporkan dipenuhi bau belerang yang menyengat hingga menimbulkan ketidaknyamanan.
Situasi Semeru Awas tersebut memaksa warga di area terdampak untuk lebih waspada karena aroma belerang yang menyebar telah membuat sebagian penduduk mengalami iritasi dan gangguan pernapasan.
BPBD Jawa Timur mengonfirmasi bahwa efek paparan belerang mulai dirasakan warga yang mengalami iritasi mata dan sesak napas.
“Warga yang mengalami iritasi atau sesak napas agar segera menuju pos kesehatan terdekat. Masker sudah didistribusikan oleh Tim Reaksi Cepat BPBD,” ujar pejabat BPBD Jatim dalam keterangan resmi, Rabu (19/11/2025) malam.
Pemerintah Kabupaten Lumajang menutup total akses Jembatan Gladak Perak untuk menghindari risiko dari aliran awan panas yang sewaktu-waktu dapat meluas.
Sterilisasi jalur dilakukan di beberapa area rawan bencana termasuk tepi sungai dan jalur permukiman yang sering dilalui material vulkanik.
Evakuasi besar-besaran saat ini berlangsung di Kecamatan Pronojiwo, Candipuro, dan Rowokangkung agar warga dapat segera menjauh dari titik-titik bahaya.
Pemantauan erupsi dilakukan secara intensif bersama Pos Pengamatan Gunung Api Semeru untuk memastikan perubahan aktivitas vulkanik bisa terdeteksi lebih cepat.
Distribusi masker, pengaturan arus pengungsi, penyisiran area Gunung Sawur, serta pendampingan kesehatan menjadi prioritas utama tim gabungan.
Pemerintah telah menyiapkan lima titik pengungsian yaitu Pendopo Kecamatan Candipuro, Balai Desa Oro-Oro Ombo, Balai Desa Penanggal, SDN 4 Supiturang, dan SMPN 2 Pronojiwo.
Pendataan para penyintas terus diperbarui oleh pemerintah desa bersama aparat gabungan agar distribusi bantuan berjalan tepat sasaran.
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa meminta masyarakat mengutamakan keselamatan serta segera mematuhi instruksi petugas di lapangan.
“Saya telah meminta BPBD Jatim dan BPBD Lumajang untuk memastikan seluruh warga terdampak menuju pengungsian dengan aman dan terdata dengan baik,” ujarnya.
Khofifah juga menegaskan bahwa proses evakuasi tidak boleh ditunda demi menghindari risiko paparan material vulkanik yang semakin intensif.
“Saya memohon seluruh warga di sekitar Semeru untuk mengutamakan keselamatan. Jangan menunggu arahan kedua, petugas kami terus bekerja di lapangan,” katanya.
Ia meminta seluruh pemangku kepentingan memperkuat koordinasi agar setiap perkembangan di lapangan bisa ditangani secara cepat dan terukur.
“Semoga situasi dapat segera terkendali dan seluruh warga dalam keadaan sehat dan selamat,” ucap Khofifah.***