BANYUMAS – Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono menekankan pentingnya penguatan sektor peternakan nasional guna mewujudkan swasembada pangan berbasis protein hewani. Strategi tersebut difokuskan pada sistem pembibitan sapi dan kambing perah unggul, dengan peran sentral BBPTU HPT Baturraden sebagai ekosistem produksi susu nasional.
Dalam kunjungan kerjanya di Banyumas, Jawa Tengah, Minggu (4/7/2025), Sudaryono, yang akrab disapa Mas Dar, menyatakan perlunya integrasi sistem dari hulu ke hilir, termasuk pemenuhan pakan berkualitas.
“Balai ini memiliki peran strategis dalam mencetak bibit ternak unggul nasional. Kita ingin memperkuat ekosistem pembibitan dari hulu ke hilir, termasuk menjamin ketersediaan pakan berkualitas yang menjadi fondasi utama produktivitas peternakan,” ujarnya.
Produksi susu lokal, lanjutnya, akan menjadi komponen utama program nasional seperti Makan Bergizi Gratis (MBG) bagi anak sekolah, ibu hamil, dan menyusui.
“Dengan kualitas bibit dan pengelolaan ternak yang tepat, peternak akan mampu menghasilkan susu dalam jumlah dan mutu tinggi, membuka peluang ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa,” kata Wamentan Sudaryono.
Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Agung Suganda, turut menekankan urgensi penguatan sektor peternakan, serta penetapan Banyumas sebagai pusat pembibitan nasional.
“Kunjungan ini menjadi momentum untuk mempertegas posisi Banyumas sebagai salah satu sentra pembibitan ternak nasional. Kami akan terus mendukung pengembangan infrastruktur, kelembagaan, dan kapasitas SDM di unit-unit strategis seperti BBPTU HPT Baturraden,” ujar Agung.
Dalam agenda tersebut, Sudaryono meninjau Farm Manggala dan Farm Tegalsari, serta menyaksikan pelepasan 70 ekor sapi bibit perah unggul hasil produksi BBPTU HPT ke Bandung dan Malang. Sapi-sapi tersebut telah melewati seleksi genetik, reproduksi, dan kesehatan secara ketat.
BBPTU HPT Baturraden kini diproyeksikan sebagai Center of Excellence di bidang persusuan, dengan kapasitas produksi mencapai 7.000 liter susu per hari dan pembibitan 600 ekor ternak per tahun. Fasilitas pelatihan teknis, pemuliaan genetik, hingga penyediaan pakan pun terus ditingkatkan.
“Kegiatan ini hanya akan berhasil jika seluruh pihak terlibat, dari pemerintah, koperasi, hingga peternak. Mari kita pastikan bahwa bibit unggul ini menjadi awal kebangkitan industri susu nasional. Kita ingin anak-anak tumbuh sehat dari susu peternak lokal, dan peternak hidup sejahtera dari hasil usahanya sendiri,” pungkas Wamentan.