JAKARTA – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi hujan ringan akan menyelimuti hampir seluruh wilayah Jabodetabek pada Selasa, 21 Oktober 2025. Sementara itu, gelombang panas ekstrem terus mengancam daerah selatan Indonesia, dengan suhu mencapai 38°C di beberapa titik, memicu kekhawatiran warga akan fluktuasi cuaca yang tak menentu.
Prakiraan cuaca ini muncul di tengah aktivitas atmosfer yang semakin intens, dipicu oleh gelombang siklonik dan bibit badai tropis di Laut Cina Selatan serta Samudra Hindia. BMKG mendesak masyarakat untuk bersiaga menghadapi risiko banjir bandang, longsor, dan gelombang tinggi di perairan terbuka.
Hujan Ringan Dominasi Jabodetabek, Jakarta Utara Paling Kering
Wilayah DKI Jakarta diproyeksikan mayoritas mengalami hujan ringan sepanjang hari, mencakup Jakarta Pusat, Barat, Selatan, Timur, serta Kepulauan Seribu. Kondisi cerah berawan hanya terlihat di Jakarta Utara, memberikan jeda sementara dari guyuran hujan.
Kawasan Bodetabek pun tak luput dari pola serupa. Kota Bogor, Depok, Bekasi, Tangerang, dan Tangerang Selatan bakal dilanda hujan ringan dengan intensitas rendah, yang berpotensi menyebabkan genangan air di daerah rawan banjir. Suhu udara di Jabodetabek berkisar 26-32°C, dengan kelembaban 70-95% dan angin lemah dari timur hingga tenggara yang mempercepat pembentukan awan hujan lokal.
Cuaca Panas Terik Berlanjut: Rekor Suhu di Jawa Tengah dan Timur
Berbeda dengan Jabodetabek, wilayah selatan Indonesia masih dihantui panas ekstrem. Pekan lalu, suhu 38,2°C tercatat di Karanganyar, Jawa Tengah, sementara Surabaya, Jawa Timur, menyentuh 37,4°C. Fenomena ini diprediksi berulang hari ini, terutama siang hingga sore, akibat sirkulasi angin yang lambat dan konvergensi udara panas.
Sementara itu, hujan lebat ekstrem baru saja menerpa Gunung Sitoli di Sumatera Utara dan Nagan Raya di Aceh. BMKG memperingatkan peningkatan hujan deras hingga sangat deras di Pulau Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, serta Papua dalam seminggu ke depan.
“Dalam sepekan ke depan, potensi hujan diprediksi meningkat di sebagian besar Pulau Jawa, Bali, Nusa Tenggara, sebagian Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, hingga sebagian Papua,” tulis BMKG dalam rilis resminya, Senin, 20 Oktober 2025.
Pemicu utama meliputi gelombang atmosfer aktif, sirkulasi siklonik, dan bibit siklon tropis yang memperlambat angin serta memperkuat awan kumulonimbus—penyebab badai lokal.
BMKG mengeluarkan peringatan dini untuk hujan lebat berpotensi banjir di Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY, Jawa Timur, Bali, Kalimantan Tengah, Sulawesi Selatan, dan Papua Pegunungan. Ancaman angin kencang hingga 40 km/jam, petir, serta gelombang tinggi 2,5-4 meter juga mengintai perairan Selat Sunda, Selat Bali, hingga Laut Flores.
“Kami mengimbau masyarakat untuk tetap siaga menghadapi perubahan cuaca ekstrem dan memahami langkah evakuasi jika diperlukan,” tutup BMKG dalam pernyataan resminya.
Langkah Pencegahan BMKG Hadapi Cuaca Ekstrem 2025
Untuk mengurangi dampak, BMKG merekomendasikan tindakan cepat:
- Bersihkan saluran drainase secara rutin guna antisipasi banjir
- Hindari aktivitas luar ruangan saat petir atau angin kencang melanda
- Gunakan tabir surya dan hidrasi cukup di tengah cuaca panas
Ikuti update cuaca melalui @infoBMKG di X, situs [www.bmkg.go.id](http://www.bmkg.go.id), atau aplikasi InfoBMKG
Di tengah dinamika cuaca nasional yang dipengaruhi perubahan iklim, BMKG menekankan kewaspadaan sebagai kunci utama.
Prakiraan cuaca Jabodetabek dan Indonesia akan terus dimonitor untuk informasi terkini.