HALMAHERA BARAT – Upaya percepatan penanganan darurat erupsi Gunung Ibu terus berlanjut. Pada Sabtu (18/1), Deputi Bidang Sistem dan Strategi BNPB, Raditya Jati, memantau langsung pemasangan rambu zona bahaya di sejumlah lokasi di Kabupaten Halmahera Barat, Maluku Utara.
Raditya bersama jajaran BNPB dan Dandim 1501/Ternate, selaku Komandan Posko, memasang rambu zona bahaya yang berfungsi sebagai peringatan kepada masyarakat bahwa mereka berada di area berisiko tinggi.
“Kita memastikan bahwa desa yang direkomendasikan untuk dievakuasi, kita pasang rambu. Rambu-rambu ini berbentuk baliho dan menunjukkan bahwa zona bahaya, serta disebutkan bahwa dilarang masuk,” ujar Raditya.
Ia menambahkan, target pemasangan rambu untuk enam desa diharapkan selesai pada hari yang sama.
“Harapannya masyarakat dipastikan tahu bahwa mereka sedang berada di zona bahaya,” imbuhnya.
Selain pemasangan rambu, evakuasi warga juga dilakukan secara paralel.
“Sekaligus secara paralel melakukan evakuasi,” kata Raditya.
Raditya juga mengunjungi Desa Sangaji Nyeku untuk memastikan sirine peringatan di wilayah tersebut berfungsi dengan baik.
“Di sisi lain kita memastikan bahwa sirine yang dipasang di titik di wilayah desa tersebut berfungsi, karena sirine ini berbasis pada informasi yang ada di hulu,” jelasnya.
Selanjutnya, Raditya menyisir desa-desa yang perlu dievakuasi. Di Desa Tuguis, Kecamatan Tabaru, ia berdialog dengan masyarakat agar bersedia pindah ke lokasi pengungsian yang lebih aman.
“Secara bertahap silakan warga untuk ke tempat pengungsian,” ucapnya.
Ia kemudian melanjutkan kunjungannya ke Desa Todoke, Kecamatan Tabaru, untuk memantau proses evakuasi dan berbincang dengan tenaga kesehatan yang bersiaga di lokasi.
Proses pemindahan warga berakhir di SMK Akesibu, yang telah disiapkan sebagai tempat pengungsian dengan fasilitas kesehatan, dapur umum, dan ruang tidur.
Komandan Posko, Kolonel Arm Adietya Yuni Nurtono, mengonfirmasi bertambahnya jumlah pengungsi seiring berjalannya evakuasi. Hingga Sabtu (18/1) pukul 16.00 WIT, Pos Komando melaporkan sebanyak 184 kepala keluarga (KK) atau 404 jiwa telah diungsikan ke sejumlah pos pengungsian.
Lokasi Pengungsian Erupsi Gunung
Adapun rincian lokasi pengungsian saat ini adalah sebagai berikut:
- Pos Kantor Desa Tongute Sungi: 10 KK/21 jiwa dari Desa Borona.
- Pos Gereja Tongute Sungi: 90 KK/226 jiwa dari Desa Sangaji Nyeku.
- Pos SD Inpres Tongute Goin: 11 KK/25 jiwa dari Desa Tuguis.
- Pos Gereja Akesibu: 27 KK/62 jiwa dari Desa Togoreba Sungi.
- Pos SMK Akesibu: 36 KK/50 jiwa dari Desa Togoreba Sungi.
- Pos SD Akesibu: 10 KK/21 jiwa dari Desa Soasangaji.
Adietya menegaskan bahwa personel dan kendaraan siaga di enam desa untuk melanjutkan evakuasi.
“Kita tempatkan personel di enam desa sekaligus truk untuk mengevakuasi. Kita tetap melakukan pendekatan kepada masyarakat untuk mau dievakuasi karena sudah menjadi rekomendasi PVMBG bahwa enam desa tersebut tidak ada aktivitas,” jelasnya.
Ia juga mengimbau masyarakat segera mengungsi tanpa khawatir meninggalkan rumah dan harta benda.
“Untuk keamanan rumah maupun materiil, kami melakukan patroli di desa-desa tersebut 24 jam bergantian,” pungkas Adietya.




