JAKARTA – Jakarta dikenal sebagai kota modern yang sibuk, tapi di balik gedung tinggi dan jalan padat, tersimpan budaya asli yang masih bertahan, budaya Betawi. Lahir dari perpaduan berbagai etnis seperti Melayu, Arab, Tionghoa, India, dan Belanda, budaya Betawi kaya akan bahasa, seni, dan kuliner yang sarat cerita.
Setiap hidangan Betawi punya sejarah dan makna tersendiri, hasil akulturasi budaya yang membentuk cita rasa khas Jakarta tempo dulu. Berikut beberapa kuliner legendaris Betawi yang wajib kamu coba.
1. Kerak Telor: Ikon Kuliner Khas Betawi
Kerak telor bisa dibilang kuliner paling ikonik dari Betawi. Makanan ini muncul pertama kali pada masa kolonial Belanda dan dikenal sebagai jajanan rakyat di sekitar kawasan Menteng dan Kota Tua.
Terbuat dari beras ketan, telur bebek, ebi, dan serundeng, kerak telor dulu dijual di acara hajatan dan pasar malam. Menariknya, proses memasaknya dilakukan tanpa minyak, wajan dibalik langsung di atas bara api, memberikan aroma gosong yang khas dan rasa gurih yang unik.
2. Soto Betawi: Perpaduan Rasa Timur dan Barat
Soto Betawi mulai dikenal sekitar tahun 1970-an, dan yang membuatnya unik adalah penggunaan santan dan susu dalam kuahnya. Campuran ini mencerminkan pengaruh kuliner Eropa yang dibawa sejak masa kolonial.
Isian sotonya beragam, mulai dari daging sapi, paru, hingga jeroan, disajikan dengan potongan tomat, kentang goreng, dan emping. Rasanya gurih, creamy, dan bikin ketagihan, pas banget untuk makan siang di tengah hiruk-pikuk Jakarta.
3. Nasi Uduk: Warisan Harian dari Dapur Betawi
Nasi uduk merupakan hasil akulturasi budaya Melayu dan Jawa yang kemudian diadaptasi oleh masyarakat Betawi. Dimasak dengan santan dan rempah seperti daun salam dan serai, nasi uduk menjadi makanan favorit sehari-hari warga Jakarta.
Biasanya disajikan dengan ayam goreng, sambal kacang, telur balado, dan bihun goreng. Konon, nasi uduk dulunya disajikan dalam upacara adat atau perayaan penting, karena melambangkan kebersamaan dan rasa syukur.
4. Bir Pletok: Minuman Sehat Tanpa Alkohol
Meski namanya “bir”, minuman ini sama sekali tidak mengandung alkohol. Bir pletok dibuat dari campuran jahe, kayu secang, serai, dan rempah-rempah khas Betawi lainnya.
Minuman ini awalnya diciptakan sebagai alternatif oleh masyarakat Betawi Muslim di masa kolonial yang ingin mencoba “bir” tanpa melanggar nilai agama. Warna merahnya berasal dari kayu secang, dan rasanya hangat serta menyegarkan. Sekarang, bir pletok sering disajikan dalam acara budaya dan festival kuliner Jakarta.
Seni dan Tradisi Betawi yang Masih Lestari
Selain kulinernya, budaya Betawi juga dikenal lewat kesenian seperti lenong, gambang kromong, dan tari topeng Betawi. Ada juga ikon khas seperti ondel-ondel yang melambangkan penjaga kota dan simbol kebanggaan masyarakat Betawi. Semua unsur ini bisa kamu nikmati di berbagai acara budaya atau di Perkampungan Budaya Setu Babakan yang jadi pusat kegiatan seni Betawi di Jakarta Selatan.
Jadi, kalau kamu sedang di Jakarta, jangan cuma lewat begitu saja. Luangkan waktu untuk menyelami budaya Betawi—karena di balik hiruk pikuk ibu kota, masih ada cerita, rasa, dan tradisi yang tetap hidup hingga kini.




