JKARTA – Mantan vokalis NAIF, David Bayu, akhirnya mengungkap kronologi yang berujung pada bubarnya band yang telah ia besarkan selama 25 tahun. Pengakuan itu disampaikan David saat berbincang di kanal YouTube milik Raditya Dika, Kamis (18/12/2025).
David mengingat, keretakan NAIF mulai muncul pada awal 2020, tepat sebelum pandemi Covid-19 melanda Indonesia. Saat itu, NAIF masih aktif tampil di panggung, bahkan sempat manggung di Tebet sehari sebelum pemerintah memberlakukan pembatasan aktivitas.
“Seingat saya, satu hari sebelum Covid kita masih manggung. Besoknya langsung lockdown,” ujar David.
Pandemi membuat aktivitas manggung terhenti total. Kondisi tersebut memicu sejumlah pertemuan daring yang membahas persoalan internal band. Menurut David, topik yang dibicarakan bukan berasal dari dirinya, melainkan dari manajemen dan sebagian personel lain.
“Mulai ada meeting online, bahas soal manajemen dan finansial. Sampai akhirnya mengarah ke wacana bubar,” katanya.
David menegaskan, ide pembubaran NAIF bukan berasal darinya. Ia bahkan mengaku sangat terpukul, mengingat NAIF merupakan sumber penghasilan utama sekaligus rumah kreatif yang telah ia jalani puluhan tahun.
“Siapa yang mau kehilangan pendapatan utama? Gue benar-benar menggantungkan hidup dari NAIF,” ucapnya.
Meski jadwal manggung kala itu masih padat, David tak pernah membayangkan NAIF akan berakhir. Namun keputusan bubar tetap terjadi. Ia mengaku hingga beberapa bulan terakhir masih dihantui mimpi buruk akibat ketidaksiapan emosional menerima kenyataan pahit tersebut.
David menganalogikan NAIF sebagai sebuah keluarga, dengan fondasi utama berupa kepercayaan. “Kita ini kayak keluarga berempat. Kalau trust-nya kuat, harusnya enggak goyah. Tapi ternyata dari luar bisa mengguncang semuanya,” ujarnya.
Bagi David, bubarnya NAIF menjadi refleksi pahit bahwa fondasi yang terlihat kokoh selama 25 tahun ternyata menyimpan retakan yang tak disadari sebelumnya. “Berarti fondasi dasarnya memang sudah enggak sesolid yang kita kira,” tutupnya.
Profil Singkat NAIF
- Asal: Jakarta, Indonesia
- Tahun berdiri: 1995
- Genre: Pop retro, rock and roll
- Personel: David Bayu (vokal), Emil (bass), Jarwo (gitar), Pepeng (drum)
- Ciri khas: Nuansa musik lawas, lirik jenaka, gaya retro 1960–1970-an
- Lagu populer: Mobil Balap, Benci untuk Mencinta, Posesif, Butik Sukses, Karena Kamu Cuma Satu
- Akhir perjalanan: Resmi bubar pada 2021 setelah lebih dari 25 tahun berkarya