JAKARTA – Pemulihan pasokan energi di Aceh menjadi fokus utama Pertamina Patra Niaga setelah bencana besar mengganggu berbagai layanan vital masyarakat.
Wakil Direktur Utama Pertamina Patra Niaga Achmad Muchtasyar menegaskan bahwa Tantangan terbesar hari ini ada pada akses distribusi yang terputus akibat kerusakan jalan dan jembatan sehingga perusahaan harus mengaktifkan skema darurat untuk memastikan BBM dan LPG tetap tersedia.
Pertamina Patra Niaga menempuh jalur alternatif melalui distribusi udara dengan dukungan TNI dan mengandalkan Kapal Aceh Hebat Dua untuk mengirimkan LPG ke wilayah yang tidak dapat dijangkau kendaraan darat.
“Ini untuk menjangkau wilayah yang tidak bisa ditembus jalur darat,” ujar Achmad dalam laporan resminya, Minggu (7/12/2025).
Seluruh fasilitas operasional Pertamina di Aceh kini disiagakan penuh untuk menjaga kelancaran suplai energi di tengah keterbatasan akses dan kondisi cuaca yang masih fluktuatif.
“Melalui kolaborasi bersama Pemerintah Aceh, BPBA, TNI, dan seluruh pemangku kepentingan, Pertamina Patra Niaga berharap upaya ini dapat mempercepat pemulihan dan membantu masyarakat Aceh kembali bangkit,” jelas Achmad.
Selain menjaga distribusi energi, Pertamina Patra Niaga turut menyalurkan bantuan kemanusiaan untuk memperkuat langkah percepatan penanganan banjir dan longsor yang melanda 18 dari 23 kabupaten/kota di Aceh.
Bantuan tersebut diserahkan oleh Achmad Muchtasyar dan Direktur Utama Elnusa Petrofin Doni Indrawan kepada Pemerintah Aceh dan Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) sebagai bentuk dukungan dalam koordinasi penanggulangan darurat.
Bantuan kemanusiaan yang diberikan mencakup bahan makanan, obat-obatan, kebutuhan pokok, hingga sarana telekomunikasi untuk menjaga komunikasi di posko dan wilayah terdampak.
Asisten Pemerintahan Keistimewaan Aceh dan Kesejahteraan Rakyat Syakir mengapresiasi kontribusi Pertamina Patra Niaga dan menegaskan bahwa suplai energi sangat krusial dalam memulihkan layanan dan komunikasi di daerah bencana.
“Bencana di Aceh sangat multidimensi. Ketika listrik padam, SPBU tidak beroperasi, jaringan seluler terganggu, dan distribusi logistik ke wilayah terisolir menjadi sangat menantang.”
“Kehadiran Pertamina Patra Niaga dengan dukungan energi dan bantuan kemanusiaan sangat membantu mempercepat penanganan di lapangan,” jelas Syakir.***