JAKARTA – Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop UKM) mengintensifkan peran Koperasi Simpan Pinjam (KSP) dalam mendukung pembiayaan Koperasi Desa Merah Putih (Kopdes Merah Putih).
Langkah ini bertujuan mempercepat pembentukan ekosistem ekonomi lokal yang mandiri dan tangguh, dengan mengandalkan kolaborasi strategis antar lembaga keuangan nasional.
Upaya ini dipacu agar Kopdes/Kelurahan tidak terkendala oleh minimnya modal dasar dalam tahap awal operasionalisasi.
Menteri Koperasi dan UKM, Budi Arie Setiadi, menekankan bahwa keberadaan sejumlah institusi keuangan perlu disinergikan untuk menopang keberlanjutan program ini.
Diantaranya KSP, Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB), Bank Pembangunan Daerah (BPD), dan bank anggota Himpunan Bank Milik Negara (Himbara),
“KSP yang existing saya minta terlibat (dalam pembiayaan) karena saat ini kita fokus pada Kopdes/Kel Merah Putih.”
“KSP juga perlu terlibat dalam memberikan pelatihan, bantuan manajemen, asistensi bisnis, dan pendampingan lainnya,” ujar Menkop Budi Arie, Kamis (26/6/2025).
Dalam keterangan resmi, Budi Arie menjelaskan bahwa penguatan sistem pendanaan ini bukan hanya bersifat administratif, melainkan juga berperan langsung terhadap produktivitas masyarakat desa.
Karena itu, pelibatan berbagai lembaga pembiayaan menjadi vital untuk menjamin dampak jangka panjang dari Kopdes/Kel Merah Putih.
Target 80.000 Unit, Peran KSP Kian Sentral
Budi Arie juga mengungkapkan bahwa daya saing KSP harus ditingkatkan agar mampu bersaing dengan bank komersial.
Kolaborasi dan dukungan dari KSP tak hanya sekadar pembiayaan, melainkan juga dalam bentuk pemberdayaan manajerial dan pendampingan teknis kepada koperasi desa.
“Maka, daya saing KSP perlu ditingkatkan agar bersaing dengan bank komersil. Keterlibatan KSP untuk mendukung program Kopdes/Kel Merah Putih sekaligus memastikan bahwa program perlu dukungan dan kolaborasi,” ucapnya.
Dalam implementasinya, pemerintah menargetkan 80.000 unit Kopdes/Kel Merah Putih dapat beroperasi efektif pada akhir Oktober 2025.
Pencapaian ini membutuhkan sinergi lintas sektor dan pendampingan intensif dari berbagai pemangku kepentingan.
Skema Pendanaan Fleksibel dan Kompetitif
Sekretaris Kemenkop UKM, Ahmad Zabadi, menyebut bahwa pemerintah kini tengah menyusun skema pendanaan fleksibel dan kompetitif.
Dalam proses ini, KSP dinilai sebagai mitra paling siap dan mudah dijangkau sebelum menggandeng lembaga pendanaan lain berskala lebih besar.
Langkah ini juga menyasar optimalisasi koperasi desa agar berdaya saing tinggi dan dapat bertahan secara berkelanjutan.
Terlebih lagi, menjelang peresmian program Kopdes/Kel Merah Putih oleh Presiden Prabowo Subianto pada pertengahan Juli 2025, kesiapan lembaga keuangan lokal sangat dibutuhkan.
Zabadi menambahkan bahwa saat ini banyak KSP memiliki likuiditas tinggi dan berkomitmen mendukung agenda strategis nasional.
Diharapkan, ke depan, sinergi antara KSP dan lembaga pembiayaan dapat memperkuat posisi Kopdes/Kel sebagai ujung tombak ekonomi kerakyatan.
“KSP yang berbasis di desa tidak boleh kehilangan momentum untuk bertumbuh. Juga agar bisa berkontribusi maksimal dalam program Kopdes/ Kel Merah Putih,” katanya.***




