Live Program UHF Digital

Dorong Transisi Energi, Pertamina Percepat Pengembangan Panas Bumi

PT Pertamina (Persero) mempercepat langkah transisi energi melalui pengembangan sumber energi bersih, dengan fokus pada pemanfaatan panas bumi. Sumber energi ini dianggap kunci dalam memastikan transisi energi yang berkelanjutan.

Direktur Jenderal EBTKE Kementerian ESDM, Eniya Listiani Dewi, menegaskan komitmen Indonesia terhadap target Net Zero Emission (NZE). “Panas bumi memiliki potensi besar sebagai sumber energi bersih yang stabil untuk memenuhi kebutuhan listrik nasional. Indonesia memiliki potensi lebih dari 23 gigawatt, tetapi baru sekitar 11% yang dimanfaatkan,” ungkap Eniya dalam acara Energy Transition Panel di COP29, Rabu (13/11/2024).

Eniya menjelaskan, pemanfaatan penuh panas bumi dapat menurunkan emisi hingga 22 juta ton CO2 pada 2030. Ia menambahkan bahwa pemerintah mendukung penuh pengembangan sumber energi ini melalui penyederhanaan regulasi dan peningkatan return on investment (IRR) hingga 1,5%. “Presiden telah menekankan pentingnya geothermal, dan dukungan internasional diperlukan agar Indonesia menjadi pemimpin dunia dalam pemanfaatan energi ini,” lanjutnya.

Dorong Transisi Energi, Pertamina Percepat Pengembangan Panas Bumi
Direktur Jenderal EBTKE
Kementerian ESDM Eniya Listiani Dewi memberikan sambutan saat sesi panel Energy Transition (sumber : Pertamina)

CEO PT Pertamina Geothermal Energi Tbk (PGEO), Julfi Hadi, menekankan peran panas bumi sebagai baseload sumber kelistrikan yang stabil, mendukung target pertumbuhan ekonomi 8% yang dicanangkan pemerintah. “Panas bumi mampu menjadi baseload yang stabil. Pertumbuhan ekonomi dan industri hilirisasi membutuhkan pasokan listrik yang konsisten dan bersih, dan panas bumi adalah solusinya,” jelas Julfi.

PGEO menargetkan peningkatan kapasitas hingga 1,5 GW pada 2030, dengan investasi sekitar 50 juta dolar AS untuk mencapai total kapasitas 10,5 GW. Strategi investasi dan teknologi canggih seperti Electrical Submersible Pumps diadopsi untuk mempercepat pengembangan, memotong waktu pengembangan dari 10 tahun menjadi 5 tahun.

Sebagai pemimpin transisi energi, Pertamina berkomitmen mendukung target NZE 2060 melalui program-program yang selaras dengan Sustainable Development Goals (SDGs) dan penerapan prinsip Environmental, Social & Governance (ESG) di seluruh lini operasional.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *