JAKARTA – Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menyampaikan keyakinannya bahwa perekonomian Indonesia berpotensi menembus angka pertumbuhan 6 persen dalam waktu dekat.
Optimisme ini muncul setelah melihat catatan keberhasilan pada era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), di mana pertumbuhan ekonomi Indonesia sempat stabil pada kisaran 6 persen.
Menurut Purbaya, sektor swasta memiliki peran vital dalam mendorong pertumbuhan ekonomi hingga ke level tersebut.
Ia menegaskan, selama kepemimpinan SBY, perekonomian Indonesia lima kali berhasil mencapai pertumbuhan di atas 6 persen berkat dukungan kuat konsumsi rumah tangga, penyaluran kredit perbankan, serta tingginya peredaran uang.
“Pertumbuhan ekonomi pada era SBY ditopang oleh pertumbuhan kuat pada sektor swasta, dan peningkatan konsumsi rumah tangga yang tinggi.”
“Selain itu juga ditopang dengan tingginya pertumbuhan uang beredar serta kredit perbankan yang melayani aktivitas ekonomi,” kata Menkeu Purbaya ketika rapat bersama Komisi XI DPR RI seperti dilansir TVR Parlemen, dikutip Kamis (11/9/2025).
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), puncak pertumbuhan ekonomi pada masa SBY terjadi pada 2012 dengan capaian 6,23 persen.
Sementara pada periode 2004–2014, laju ekonomi Indonesia umumnya bertahan di kisaran 5 persen.
Meski demikian, rekor pertumbuhan ekonomi tertinggi masih dipegang era Presiden Soeharto pada 1968, yakni 10,9 persen.
Bahkan dalam periode pemerintahannya, pertumbuhan lebih dari 8 persen tercatat sebanyak lima kali, sementara tahun-tahun lainnya konsisten berada di rentang 6–7 persen.
Memasuki 2025, BPS mencatat perekonomian Indonesia tumbuh 5,12 persen pada kuartal II tahun ini.
Angka tersebut ditopang oleh konsumsi domestik yang solid, peningkatan investasi dan ekspor, ekspansi aktivitas dunia usaha, serta dorongan dari belanja negara.
Namun demikian, tren pertumbuhan ekonomi sejak 2015 masih berada di kisaran 3–5 persen.
Pada masa pemerintahan Presiden Joko Widodo (2014–2024), capaian tertinggi terjadi pada 2022 dengan pertumbuhan 5,31 persen.
Sebaliknya, pandemi Covid-19 pada 2020 sempat mengakibatkan kontraksi ekonomi hingga -2,07 persen.
Dengan catatan tersebut, pemerintah optimistis laju pertumbuhan dapat terus ditingkatkan hingga mencapai target 6 persen, seiring dengan penguatan fundamental ekonomi dan dukungan dari sektor swasta.***





