KUPANG – Aktivitas vulkanik Gunung Lewotobi Laki-Laki yang kembali menyemburkan abu pekat pada Selasa (17/6) berdampak serius terhadap jadwal penerbangan di wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT).
Tiga bandara utama di Pulau Flores terpaksa menghentikan operasional, memicu pembatalan sejumlah jadwal penerbangan.
Maskapai penerbangan pun mengambil langkah cepat dengan membatalkan rute dari dan menuju Kupang.
Gunung Lewotobi Laki-Laki yang berada di Kecamatan Wulanggitang, Kabupaten Flores Timur, menyemburkan kolom abu vulkanik setinggi 11.584 meter di atas permukaan laut.
Asap kelabu pekat tersebut menyebar luas ke berbagai arah, menyebabkan jarak pandang terganggu dan membahayakan keselamatan penerbangan.
Akibat kondisi tersebut, PT Angkasa Pura Indonesia melalui Bandara El Tari Kupang mengonfirmasi bahwa sejumlah penerbangan ke dan dari tiga bandara di Flores dibatalkan.
Bandara yang terdampak meliputi Bandara Frans Seda di Maumere (Sikka), Bandara Soa di Bajawa (Ngada), serta Bandara H. Hasan Aroeboesman di Ende.
“Hari ini ada tiga rute penerbangan yang maskapai penerbangannya membatalkan untuk terbang,” ujar Humas Bandara El Tari Kupang, I Gusti Ngurah Yudi Saputra, Rabu (18/6).
Tak hanya rute dari Kupang ke Flores, penerbangan dari ketiga bandara tersebut menuju Kupang pun turut dibatalkan.
Langkah ini diambil sebagai bagian dari prosedur keselamatan penerbangan akibat potensi bahaya dari sebaran abu vulkanik yang masih berlangsung.
“Tidak hanya rute dari Kupang ke tiga bandara itu, tetapi juga sebaliknya dari tiga bandara itu ke Kupang,” lanjut Yudi.
Bagi penumpang yang telah membeli tiket di rute-rute terdampak, pihak bandara mengimbau untuk segera menghubungi layanan pelanggan masing-masing maskapai.
Opsi pengembalian dana (refund) maupun penjadwalan ulang (reschedule) telah disediakan sebagai bentuk kompensasi atas gangguan ini.
“Masyarakat dapat melakukan refund maupun reschedule penerbangannya,” tambah Yudi Saputra.
Gunung Lewotobi Laki-Laki sendiri dikenal aktif dalam beberapa bulan terakhir.
Erupsi kali ini terpantau dengan kolom abu sangat tinggi yang mengindikasikan peningkatan aktivitas magmatik.
Meski demikian, hingga Rabu sore belum ada laporan resmi terkait jatuhnya korban atau kerusakan fisik dari desa-desa yang berada di sekitar lereng gunung.***