JAKARTA — Como 1907 sukses menutup gelaran Como Cup 2025 dengan prestasi gemilang usai melumat Ajax Amsterdam 3-0 di laga final, Minggu (27/7).
Pelatih Como, Cesc Fabregas, menyanjung performa anak asuhnya dan menilai mereka semakin matang dalam menerjemahkan filosofi sepak bola menyerang yang diusungnya.
Ajang pramusim Como Cup 2025 yang digagas klub asal Italia itu menghadirkan persaingan tim-tim internasional seperti Celtic (Skotlandia), Al Ahli (Arab Saudi), dan Ajax (Belanda).
Namun, Como 1907, yang dimiliki duo taipan Indonesia, Hartono bersaudara, tampil superior di turnamen yang digelar di Stadion Giuseppe Sinigaglia, markas mereka.
Trio gol kemenangan Como masing-masing dicetak oleh Nico Paz lewat titik putih pada menit ke-27, Martin Baturina di awal babak kedua (46′), dan Anastasios Douvikas yang juga sukses mengeksekusi penalti pada menit ke-64.
Hasil ini bukan hanya menegaskan dominasi Como di turnamen, tapi juga menjadi indikasi kuat kesiapan mereka menyambut musim kompetisi 2025/2026.
“Menang itu selalu indah, ini harus menjadi mentalitas kami,” ucap Fabregas dilansir Tuttomercatoweb dari Sky Sport.
Fabregas menyatakan puas atas kerja keras pemainnya dan mengapresiasi semangat mereka dalam menerapkan gaya permainan yang menyerang.
Ia menyebut duel melawan Ajax sebagai laga berkualitas tinggi antar dua tim muda yang sama-sama berani tampil terbuka.
“Musim akan panjang dan kami sedang bersiap untuk tampil sebaik mungkin. Saya sangat senang dengan sikap para pemain.”
“Ini pertandingan yang bagus, antara dua tim muda yang sama-sama ingin bermain dan menyerang,” ujarnya.
Meski menang besar, Fabregas tak menutup mata terhadap sejumlah kekurangan dalam tim.
Ia menegaskan pentingnya fleksibilitas taktik dan terus mencari alternatif dalam menyusun strategi.
Hal ini dinilai menjadi kunci kesuksesan dalam menghadapi jadwal kompetisi yang padat dan beragam karakter lawan.
“Kami harus terus berkembang dan menemukan lebih banyak solusi. Hari ini Anda bermain dengan satu cara, besok dengan cara lain.”
“Tumbuh dalam fleksibilitas itu sangat penting,” kata Fabregas menjelaskan.
Pelatih asal Spanyol itu juga memberikan perhatian khusus pada proses adaptasi para pemain anyar yang mulai menunjukkan sinyal positif.
Namun, menurutnya, perjalanan mereka masih panjang dan butuh pendalaman strategi, terutama di zona krusial permainan.
“Sepak bola ditentukan di 20-30 meter terakhir. Para pemain baru masih harus banyak belajar, tapi saya menyukai cara mereka beradaptasi,” kata mantan gelandang Arsenal dan Barcelona tersebut.
Isu Transfer Morata
Kemenangan atas Ajax tidak menghentikan rumor panas seputar kepindahan Álvaro Morata ke Como.
Dikonfirmasi media Italia, mantan bomber Juventus dan Atletico Madrid itu dikabarkan sudah menyetujui kesepakatan pribadi dan siap angkat koper ke Como setelah masa peminjamannya bersama Galatasaray berakhir.
Meski demikian, Cesc Fabregas memilih tak banyak bicara mengenai isu tersebut dan menyerahkan proses kepada manajemen.
“Apa yang dikatakan presiden sudah benar, saya tidak bisa menambahkan apa-apa. Kita lihat beberapa hari ke depan,” ucapnya.
Presiden Como 1907, Mirwan Suwarso, sebelumnya telah memastikan bahwa klubnya telah mencapai kesepakatan dengan AC Milan, klub pemilik resmi Morata.
Namun, proses kepindahan masih menunggu restu akhir dari Galatasaray.
“Kesepakatan untuk Alvaro Morata sudah terjadi. Ia telah menyetujui syarat-syaratnya dan kami sudah sepakat soal semua detail dengan AC Milan.”
“Kami hanya menunggu Galatasaray berbicara dengan AC Milan. Kami sudah melakukan bagian kami,” ujar Mirwan Suwarso, dilansir dari keterangan jurnalis Italia, Fabrizio Romano.
Kedatangan Morata tentu bakal menjadi tambahan amunisi penting bagi Como yang menatap Serie A dengan penuh ambisi musim ini, menyusul promosi historis mereka dari Serie B.***