JAKARTA – Indonesia Corporate Secretary Association (ICSA) bersama Olahkarsa menyelenggarakan forum strategis Green Economic Outlook 2026 di JS Luwansa, Jakarta, Rabu (11/12/2025).
Kegiatan ini menjadi wadah dialog lintas sektor untuk merumuskan arah ekonomi hijau Indonesia sekaligus memperkuat ketahanan ekonomi nasional melalui penerapan Environmental, Social, and Governance (ESG).
Forum tersebut mengusung tema “Strengthening Economic Resilience through ESG Integration” dan mempertemukan regulator, ekonom, pelaku industri, serta praktisi keberlanjutan guna merespons tantangan ekonomi global yang semakin kompleks.
Green Economic Outlook 2026 didukung sejumlah korporasi besar yang memiliki komitmen kuat terhadap agenda keberlanjutan, antara lain PT Astra International Tbk, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, PT Pertamina (Persero), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT Golden Energy Mines Tbk, serta mitra korporasi lainnya. Acara ini dihadiri lebih dari 150 peserta dari berbagai sektor dan menghadirkan 15 pembicara lintas disiplin.
Sejumlah pejabat dan pemangku kepentingan turut ambil bagian sebagai narasumber, di antaranya Deputi Bidang Pengendalian Perubahan Iklim dan Tata Kelola Nilai Ekonomi Karbon Kementerian Lingkungan Hidup Ary Sudijanto serta Kepala Divisi Peraturan dan Layanan Perusahaan Tercatat Bursa Efek Indonesia (BEI) Teuku Fahmi Arianda.
Forum secara resmi dibuka oleh Ketua Umum ICSA Katharine Grace dan Co-Founder & CEO Olahkarsa Unggul Ananta. Keduanya menegaskan bahwa integrasi prinsip keberlanjutan menjadi strategi krusial bagi dunia usaha dan perekonomian nasional dalam menghadapi dinamika dan ketidakpastian global.
Rangkaian acara diawali dengan Keynote Session yang menghadirkan perwakilan dari Kementerian Lingkungan Hidup, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan Bursa Efek Indonesia. Sesi ini membahas arah kebijakan, regulasi, serta tata kelola nilai ekonomi lingkungan sebagai fondasi pengembangan ekonomi hijau ke depan.
Diskusi berlanjut pada Thematic Session 1: “Strengthening National Economic Resilience through Fiscal, Monetary and Market Perspectives”, yang mengulas sinergi kebijakan fiskal, moneter, serta dinamika pasar dalam mendukung transisi menuju ekonomi berkelanjutan.
Selanjutnya, Thematic Session 2: “Advancing Sustainability Integration in Business to Strengthen Market Competitiveness” menyoroti praktik penerapan ESG di tingkat korporasi untuk meningkatkan daya saing dan menarik investasi berkelanjutan. Sementara itu, Special Session: “Humanizing ESG: Inspiring Behavioral Change to Strengthen Economic Resilience” menekankan pentingnya perubahan perilaku dan pendekatan berbasis nilai kemanusiaan dalam implementasi ESG.
Rangkaian forum ditutup dengan Thematic Session 3: “Governance Excellence as the Foundation for Sustainable Corporate Performance”, yang menegaskan bahwa tata kelola perusahaan yang unggul merupakan kunci terciptanya kinerja bisnis yang berkelanjutan dan resilien terhadap berbagai risiko ekonomi di masa depan.
Melalui kehadiran regulator, pelaku industri, dan akademisi, Green Economic Outlook 2026 diharapkan menjadi momentum strategis untuk mempercepat transformasi ekonomi Indonesia menuju arah yang lebih hijau, tangguh, serta memiliki daya saing di tingkat global.